Tolong hentikan fokus anda pada artikel ini sementara :)
Bagi yang ingin mendapatkan diskon dari redBus silakan masukkan kode refferal redb527qj atau ke http://r.redbus.com/redb527qj-1q6 untuk mendapatkan diskon 80.000 saat mendownload di Android apps mendaftar di redBus. Sekian, Terima Kasih.
Assalamualaikum, halo semua, selamat
datang kembali di blog saya.
Seperti biasa, kali ini saya akan
menceritakan mengenai perjalanan saya naik bus yang rutenya sudah pernah saya
lalui dan PO-nya sudah pernah saya naiki sampai susah move on. Rute perjalanan
saya kali ini adalah rute antar-pulau. Pasti sudah bisa menebak. Seperti biasa,
kalo naik bus di rute yang sama dan dengan PO yang sama, pasti ada cerita yang
berbeda. Langsung aja simak ceritanya.
Latar belakang perjalanan ini yaaaa
karena liburan ya, masa lagi dinas atau tugas kerja. Pilihan armada ada dua,
yaitu Sang Jenderal Bintang 5 dan PO yang banyak memakai sasis premium di
rute-rutenya yang jauh. Urusan pembelian tiket, awalnya saya mengandalkan
redBus, soalnya bisa pakai kode promo dengan potongan 20% dan masih bisa dapet
potongan dari redBus Wallet. Sayangnya redBus Wallet sekarang hanya bisa
dipakai 20% dari nilai tiket saja, gak bisa unlimited sampai gratis kaya di
blog sebelah. Hmmmm....
Pilihan armada saya jatuhkan ke Jenderal
Bintang 5 alias Lorena, entah kenapa ujung-ujungnya naik dia lagi padahal udah
ada niatan naik SAN dengan harapan bisa dapat Scania K360 Opricruise bodi
Legacy SR-2 atau Volvo B7R bodi Scorpion X. Pada akhirnya, keputusan final saya
naik Lorena. Saya coba pesan lewat redBus, tapi selalu gagal di pembayaran.
Sudah saya telepon pihak redBus tetap tidak bisa. Padahal kalau naik Lorena
dengan beli di redBus bisa dapet harga 310an ribu, irit 100 ribu dari Traveloka
(plus promo). Karena kesal selalu gagal, akhirnya saya beli di Traveloka aja.
Rute Pekanbaru – Jakarta tanggal 13 Desember 2018. Tapi, jeleknya, gak bisa
pilih seat di Traveloka, kalo di website Lorena atau redBus bisa pilih seat.
Tiket saya bayar dengan harga 413.231 sudah dipotong kode promo sebesar 56.430
(12%) dari harga Traveloka 470.250 atau 490.000/520.000 harga normal.
Rabu,
12 Desember 2018
Malam hari, setelah Isya, saya pergi ke
Kantor Cabang Lorena Pekanbaru di jalan Tuanku Tambusai atau jalan Nangka untuk
laporan. Pas laporan, ada papan tulis (dekat meja ticketing) yang bertuliskan
informasi kedatangan dan keberangkatan armada H-2 sampai H+1 (kalau tidak
salah). Dari sepengamatan dan perhitungan saya, nanti saya dapat P 321 karena
dia jalan LE 232 di tanggal 10 (bersama P 330 yang jalan LE 150). Saya tanya ke
petugas apakah saya akan dapat 321, katanya belom pasti, karena hari ini jalan
1 bus (seperti saya naik LE 151 setahun lalu) dan 1 armada (MB 1525, P 268 kalo
gak salah) perpal. Dan perhitungan saya sih emang bakal dapet P 321, karena P 268
bakal jalan LE 233 yang jalan 2 jam sebelum LE 151.
Selain itu, saya juga coba minta pindah
seat dari seat saya, 1A ke 2B. Ternyata gak bisa karena sudah terinput di
komputer. Katanya kalo mau pindah, minta langsung ke penumpangnya langsung aja.
Haduhhh, ternyata masih enak sistem manual juga ya, kaya saya naik Medan Jaya
Scania dan Kurnia AW Series kemaren. Selagi ada yang kosong, silakan pindah
hahahaha.
Kamis,
13 Desember 2018
Karena keberangkatan LE 151 sekarang
yang jam 4 sore, lebih lambat 1 jam saat saya naik LE 151 tahun lalu, saya
berangkat dari kost jam 3-an naik Go Car. Perjalanan saya menuju loket Lorena /
kantor ESL Express di dekat Pasar Pagi Arengka akan melewati loket SAN di depan
gerbang Stadion Utama Riau. Saat lewat, pas banget, yang jalan hari itu Scania
K360 Opc bodi SR-2, duhhh ganteng amat ya. Sayang yang kelas Bisnis AC bukan si
kaki 1000 alias Scania K410 SR-2 XHD Prime yang jalan.
±15:25
Tiba di loket Lorena / kantor ESL
Express di dekat Pasar Pagi Arengka. Karena masih agak lama, saya menunaikan
kewajiban dulu di musholla di SPBU sebelah loket.
15:45 Masuk LE 151 dengan bodi Skyliner. Yak benar saja,
P 321 mengisi LE 151 hari ini, syukurlah gak dapet 1525 walaupun gagal dapet
1626.
Setelah masukin koper ke bagasi,
langsung naik ke dalam bus. Pertama yang saya cek adalah leg room, saya kira
sempit, ternyata selonjor. Setelah itu saya cek bagasi atas, ternyata gak ada
colokan, haduhhh, alamat harus super irit baterai HP nih.
16:06 LE 232 bodi Jetliner (P 266 kayanya) masuk loket.
HAHHH??? Gilak!!! Saya kira itu armada yang tiba tadi pagi dan mungkin iseng
main ke loket, tapi bodinya kotor dan turunin penumpang. Ah, gila! Kok bisa
baru sampe Pekanbaru jam 4 sore. Pikiran saya sih mungkin karena berangkat dari
Bandung-Bekasi-Jakarta ngaret dan kena macet parah di tol dalam kota.
16:27 Lewat SAN SR-1 Scania K310. Hmmm wait..... Ini K310
mau ke mana? Bengkulu? Kok lewat Pasar Pagi? Apa emang lewat sini yah? Saya
kira mah lewat Kubang. Entahlah.
16:33 Akhirnya pushback juga setelah lama nunggu orang
Kantor Cabang datang. Mundur dan maju ke SPBU sebelah loket untuk isi Solar.
Ehhhh malah habis Solarnya. Akhirnya ke SPBU berikutnya di dekat cucian Lorena.
17:02 Berangkat menuju Ibu Kota Republik Indonesia
setelah isi Solar penuh alias full tank.
17:33 Kres dengan Sempati Star Patas VIP (Jetbus2 HD),
buset deh, dari mana ini Sempati? Jam segini baru sampe Pasir Putih. Itu SS
lanjut ke Medan bareng bus-bus PKU-MDN. Oh iya, seingat saya, saya jumpa
Sempati Star bodi yang sama malam hari di jalan T.Tambusai / Nangka (dari SKA
ke Tugu Songket). Entah dari mana dan mau ngapain.
Kondisi di Pasir Putih yaaa gitu lah.
Ada yang mulus aspalnya, masih hitam dan masih tanpa marka jalan. Ada juga yang
baru dibongkar dan belum ditambal. Ada juga yang rusak, yang rusak pun bukan
cuma aspal, beton pun ada yang rusak juga.
Di sini mulai turun hujan, setelah
mendung gelap sejak lepas loket. Pembawaan driver pertama ini (Pak Eko) cukup
mantap, gak teralalu nyantai kaya naik LE 151 (P 330) setahun lalu. Pak Eko
ini, se-pendengaran saya, dia biasa main ke Timur (Jawa Timur atau Bali).
Tapiii, hal itu gak membuktikan kalo dia lambat saat jalan di Lintas Timur.
Simak aja ceritanya.
17:57 Simpang Beringin, Pelalawan. Simpang pertemuan
jalan dari Pangkalan Kerinci, Pekanbaru, dan Perawang.
18:36 Kres LE 150 bodi Jetbus2+ HD. Wah gila ini mah!
Dari yang saya dengar juga katanya ada perbaikan jalan di Lintas Timur Riau.
Alamat gak bisa Selamat Pagi Tangerang. Tapi apa iya, masa gegara perbaikan
jalan (pembetonan) sampe telat 12 jam lebih.
18:52 Simpang Perak. Pangkalan Kerinci bentar lagi nih.
18:58
– 19:03 Loket Pangkalan
Kerinci. Gak ada penumpang naik, cuma nurunin paketan aja.
19:28 Kepadatan jalan di mulai. Lepas Jembatan Sungai Kampar,
mulai banyak perbaikan jalan. Hal ini saya kembali rasakan seperti pertama kali
ke Pekanbaru pada Agustus 2015 lalu.
19:52 Akhirnya lepas dari cor-coran.
Seperti yang saya tadi bilang. Pak Eko
ini walaupun biasa main ke Timur, tapi pas main ke Barat (Sumateraan), gak
lambat. Lumayan juga, walaupun gak gila. Tapi kencangnya terasa. Top Speed di
Lintas Timur Pelalawan sekitar 70 KPJ. Kencang ada, nyantai tapi pasti ada,
konstan ada, tempel tipis ada, goyang ada. Komplit lah. Terkadang, pindah gigi
aja sampai 2000an RPM, driver ke-2 juga gitu.
20:34 Pangkalan Kuras / Sorek.
20:58 Pangkalan Lesung. Banyak amat nama daerah pake
Pangkalan yah di Sumatera, terutama Riau.
21:15 Ukui.
21:52 Pertamina Lirik Field. Wilayah ini saya jadikan
patokan bahwa RM Simpang Raya udah dekat.
21:58
– 22:42 RM Simpang Raya
bersama SAN Bisnis yang ketemu di loket SAN dan loket Lorena serta Sempati Star
7761 (JB2 K360 Opc) tujuan Jakarta yang baru tiba pas LE 151 mau jalan. Nahhh
ini telat amat 7761, macet Lintas Timur (Minas-Duri) atau emang keong.
Di sini seperti biasa yah, menunaikan
kewajiban dulu baru ma’em. Makan malam pakai ayam bakar dan nasi tambah seharga
28.000. Set dah, naik terus dah. Waktu naik LE 151 itu 25ribu kalo gak salah
dan pas berangkat Jamnas naik FRW kena 26.000 kalo ga salah. Soal rasa, lumayan
enak lah, cuma kurang kuah gulai aja. Entah pelit, entah habis. Ya kali habis.
23:01 Menaikkan penumpang di loket Pematang Reba, setelah
Pusat Pemerintahan Kabupaten Indragiri Hulu.
23:28 Loket Belilas.
Jum’at,
14 Desember 2018
00:42 Seberida. Kebetulan pas lagi nanjak, eh disalip
dengan agak sadis oleh Sempati Star 7761. Gila tuh SS 7761, bisa-bisanya
ngejar. Lingkar kemudi lepas Simpang Raya yang dikendalikan oleh Pak Rustam.
Pas SS 7761 ini salip dan di arah berlawanan ada truk, karena geram dengan SS,
Pak Rustam seakan gak mau kasih jalan buat SS, bahkan sampai keluar kata
‘songong’ buat si SS. Hahahaha ada yang trigerred nih. Panas, bakalan seru nih
ke depannya. Mantap, gak rugi beli minuman kopi.
Setelah LE 151 ngalah dan si SS 7761
makin ngacir, Pak Rustam yang panas langsung mulai percobaan pengejaran si
Youngster tersebut. Mencoba mengeluarkan tenaga si OM906LA ini, tapi masih
belum mampu mengejar Scania K360 12.700cc 360HP seharga 1,2-an milyar. Harga
memang gak bohong, tenaga mesin juga beda jauh. Dan anehnya, kok bisa ‘pemain
baru’ ngejoss, walaupun si SS 7761 ini dulunya reguler MDN-PKU dan setelah buka
trayek Jakarta, jadi sering juga main ke Jakarta. Tapii yaaa gokil loh, SS
MDN-PKU aja boleh dibilang yang paling lambat di rutenya. Lah ini. Mungkin
driver ex PO mana gitu yang udah paham Lintar Timur dan paham Scania. Misterius
juga itu 7761. Terkejut abang terheran-heeeraannn......
01:10 Keritang, masih di Riau. Bangun-bangun, nampak si
SS 7761, coba dikejar, tapi hilang dikegelapan malam Lintas Timur. Tidur
lageeee.
04:25
– 04:57 RM Ajo Tonjong, Bukit
Baling, Jambi. Di sini saya gak turun, gak laper juga, gak kebelet juga. Jadi,
lanjut tidorrr.
06:03 Setelah tidur bangun tidur bangun lalu tidur lagi,
jam segini terbangun pas berhenti di Kantor Cabang Jambi untuk naikin penumpang
yang salah satunya duduk di seat 1B atau sebelah saya.
06:08 Terminal Alam Barajo Jambi. Wajib masuk.
Overall, kondisi jalan di Provinsi Jambi
ini paling baik di antara Provinsi yang saya lewati diperjalanan ini sepanjang
Lintas Timur Sumatera. Mayoritas aspal bagus, walau ada sedikit yang tambalan
atau rusak ringan. Sempat juga merasakan terang sebelum kota Jambi yang bisa
liat hamparan kebun sawit, sayangnnya gak terlalu jelas karena belom terlalu
terang.
06:29 Kres dengan LE 232 (lupa bodi, JB2 kalo gak salah)
di KM 13 jalan raya Jambi – Palembang. Hmmmm...... jam segini sampe Jambi.
Sampe Pekanbaru sebelum tengah malam tuh, mungkin sama kaya saya pertama kali
naik LE 150 tahun 2015 lalu.
06:50 Simpang 3 yang memecah jalan menuju Jambi,
Palembang, dan Muaro Bulian (sampai Lintas Tengah). Bus tujuan Sumbar, seperti
ANS, Gumarang / Lampung Jaya, Epa Star, dan Yoanda Prima beloknya di sini.
07:18 Melewati RM Simpang Raya, Bayung Lencir. RM yang
ramai dengan Optimus Prime.
09:14 Eh si SS 7761 lagi minggir karena ada masalah di
ban (kayanya) sampe-sampe mobil polisi dateng.
09:26 Kres dengan SAN 7355 Scania K360 SR-2 di
Peninggilan, Tungkal Jaya, Musi Banyasin.
Sumpah ya, dari naik LE 151 tahun lalu
sampe sekarang, jalan dari Bayung Lencir (masuk Sumsel setelah Jambi) sampe
Betung jalannya masih aja begini, jelek parah. Ini jalan kurang perhatian
banget dah, sepertinya Pemerintah (bisa pusat, bisa pemprov, bisa pemda, entah
yang mana yang bertanggung jawab atas jalan ini) terlalu fokus sama jalan tol
dan perhelatan Asian Games di Palembang.
10:27 Sungai Lilin. Gila! Daerah rame aja parah banget
jalanannya.
10:43 Melewati RM Pagi Sore, Sungai Lilin. Nampak Sempati
Star Super VIP 1526 HDD lagi istirahat. Hei hei hei,,, kamu kan jalan beberapa
jam sebelum LE 151.
11:24
– 12:19 RM Musi Indah, Betung
bersama Gumarang Jaya dan SAN Bisnis AC yang searah dengan LE 151. Eh
dikejauhan nampak juga sebuah bus bersasis premium yang ditutupin terpal, nampak
juga ban kanan belakang tinggal velgnya aja. Saya sih tau ini bus apa, bodi
apa, sasis apa, kelas apa, dan jurusan apa. Petunjuknya sih ini bus dulu jadi
korban laka di sekitar sini.
Setelah turun bus, langsung ke meja
kasir untuk charge HP (bayar 2000), abis itu makan. Karena makan di sini mahal,
saya pesan aja nasi dengan telor (telor bulat digulai) tanpa dihidang biar gak
mahal. Nasi gak tambah dan minum pakai air hangat. Tadinya disediain air
mineral botol, tapi pasti berbayar dan mahal, jadi minta air di gelas aja, air
hangat biar gratis. Rasa makanan lumayan lah, ada sambal ijo (ada teri juga di
dalamnya) juga. Setelah makan, menunaikan kewajiban.
12:41 Kres dengan RAPI napin Stuttgart. Wih jatah
Palembang – Medan udah jalan aja.
13:08 Pangkalan Balai, Banyuasin.
14:30 Kres dengan Sempati Star K360 SHD depan Batalyon KM
18. Lupa ini jatah Palembang atau Jakarta.
15:18 Isi solar di Tanjung Api-Api. Kondisi Palembang
saat ini udah beda dibanding setahun lalu, terlihat jelas sudah gak banyak
proyek dan sudah beroperasinya LRT.
15:40
– 16:13 Kantor Cabang
Palembang, ada P 264 juga yang perpal untuk keberangkatan besok. Kabarnya, 264
ini tiba di Palembang jam 2, wah wah wah, jalanan macet nih. Cukup lama yah di
sini. Bisa dimanfaatin untuk ke toilet dan menunaikan kewajiban. Tadinya sih
mau charge HP juga, eh tapi langsung diserbu sama penumpang LE 151.
16:31 Jembatan Musi 2. Sempat ketemu SS 7761 yang lagi
singgah di loketnya. Entah lanjut Jakarta atau stop Palembang tuh SS. Kayanya
sih lanjut Jakarta, soalnya masih ada penumpang yang duduk di dalam.
16:42 GT Palembang. Akhirnya merasakan juga tol di
Sumsel.
Tol sepanjang 20 KM (kalo gak salah)
lumayan banget buat menyingkat waktu dan terhindar dari kepadatan jalanan
menuju Indralaya. Di tol ini, OM906LA dipacu sampai sekitar 90 KPJ pada 1800
RPM (kalo gak salah). Sayangnya jalan tol dengan permukaan beton ini gak mulus
layaknya jalan aspal. Terasa bergelombangnya. Aspal tetap yang ternyaman lah.
16:56 GT Indralaya.
±17:30 Sekitar jam segini di sekitar Kayu Agung, Pak
Rustam mulai menurunkan rem tangan dan akan terus berulang kali terjadi sampai
beberapa jam ke depan. Why? Macet.
Macet yang cukup parah, bahkan memang
parah terjadi, sampai-sampai banyak mobil yang pakai bahu jalan dan blong
kanan. Awalnya saya kira ini macet karena ada truk yang bermasalah di arah
berlawanan, makanya macet. Eh abis ini macetnya makin jadi, GOKS! Macet Lintas
Timur mengerikan. Sore yang terang walau agak gelap karena awan mendung yang
datang telah berubah menjadi malam hari yang ditandai dengan gelapnya langit
dan lampu-lampu kendaraan yang mulai dinyalakan. Akan tetapi, macet belum juga
terurai. Nikmati saja. Dan kejadian ini FIX lah, gak bisa “Selamat Pagi,
Tangerang!” bahkan catatan waktu akan lebih lambat dari LE 151 (P 330) yang
saya naiki setahun lalu.
18:27 Kres dengan LE 150 (lupa bodi, Skyliner mungkin)
dan Pahala Kencana Jetbus putih biru di Tanjung Agas, Tanjung Raja, Ogan
Komering Ilir.
18:44 Kres dengan LE 232 (JB2 1626). Astaga, ini dia yang
saya harap, 1626. Mengapa anda baru jalan kemarin. Duhhh haduhhh.
Terbayang-bayang ayunan balon suspensi udara dari 1626.
Nah, terjawab sudah mengapa Lorena
tujuan Pekanbaru pada telat. Macet di dua titik, Kayu Agung dan Lintas Timur
Riau. Sebenernya mungkin 3, kalo dihitung macet di Jawa, tapi gak usah dihitung
lah, udah biasa macet di sana.
19:07 Simpang 3 Tanjung Raja, Kayu Agung.
19:18 Akhirnya lepas juga dari kemacetan @Jembatan
setelah pasar Tanjung Raja.
Gila yah, macet parah asli tapi masih
misterius penyebab kemacetannya. Kalo kata supir truk yang kres pas macet sih
katanya ada kendaraan yang bermasalah juga. Lepas kemacetan, Pak Rustam
langsung menaikkan tensi berkendara. MB OH 1526 NG dipacu tinggi agar cepat
masuk rumah makan. Mantap juga rasanya menerjang jalan Kayu Agung yang tidak
bagus ditambah hujan deras itu sensasinya luar biasa. Apalagi pas salip
kendaraan. Mantab.
20:20
– 21:17 RM Pagi Sore, Teluk
Gelam, Kayu Agung, OKI bersama Putra Remaja Evonext 1521, Giri Indah 1521 Old
Legacy, dan SS 7761 yang datang beberapa saat sebelum bus saya jalan.
Sebelum turun, ambil peralatan tempur
dulu, abis itu otw kamar mandi. Kamar mandi masjid ya, karena bersih dan
gratis. Mandi dulu, abis itu menunaikan kewajiban. Sudah segar, sudah ibadah,
saatnya dinner. Tempat yang saya pilih yaitu tempat makan di samping rumah
makan utama. Saya makan pakai nasi soto campur dan minum air hangat. Harganya
28.000. Rasanya lumayan, enak buat mengisi perut dan menghangatkan badan. Tapi
dagingnya kurang banyak, malah banyakan kikil.
22:03 Agen Lorena, Siberuk. Unik ya namanya.
Selepas RM Pagi Sore, kemudi
dikendalikan kembali oleh Pak Eko. Pembawaannya di Lintas Timur santai tapi
pasti, gak ngebut, gak lambat. Pembawaan yang santai ditambah kondisi di luar
sedang hujan buat suasana cukup syahdu. Apa lagi ada dua orang penumpang yang
duduk ke depan sambil cerita-cerita mengenai kehidupan jalanan Lintas Timur dan
sedikit membahas mengenai Siba Surya, perusahaan jasa yang terkenal memiliki
berbagai macam truk, terutama dari Eropa. Selain itu, saya banyak pakai waktu
untuk tidur.
Sabtu,
15 Desember 2018
02:31 Plaza Bandar Jaya. Kres juga sama Lorena dan
Sempati Star JB2 Scania.
03:36
– 03:42 Kantor Cabang Lampung
@Kalibalok.
04:04 Gardu Induk New Tarahan. Di sini Cuma jalan bareng
Telaga Indah Armada (kalo gak salah), toh ujung-ujungnya si TIA disalip LE 151.
04:13 Tanjakan Tarahan.
05:05
– 05:54 RM Siang Malam
Kalianda bersama TIA, 6 unit Damri arah Lampung, dan LE 150 JB2+ (P 289) yang
baru tiba saat bus akan jalan.
Cukup lama di sini karena menunggu
Lorena yang mengarah ke Palembang atau Pekanbaru untuk menitipkan sesuatu ke
agen Siberuk kalo gak salah. Di sini saya menunaikan kewajiban dan gak makan,
tapi beli nasi goreng yang dibungkus buat sarapan di atas kapal. Waktu makan di
atas kapal lebih cocok, pas sama jam sarapan normalnya.
06:13 GT Bakauheni Utara. Akhirnya, di trip kali ini,
setiap ada ruas tol, dimasukkin. Sayang tol ini, pada saat saya melakukan
perjalanan ini, belum sampai Terbanggi. Di tol ini bus tidak terlalu dipacu
cepat seperti di tol Palindra (Palembang – Indralaya), hanya sekitar 70kpj.
06:17 GT Bakauheni Selatan. Uniknya, kendaraan yang
mengarah ke Pelabuhan tidak bisa cepat dan harus banyak mainin rem karena
turunan, sementara yang dari arah Pelabuhan harus mengeluarkan tenaga yang
lebih karena jalanan yang menanjak panjang. Tapi jalanan menanjak ini tidak
separah jalanan dulu yang lebih curam dan sering bikin kendaraan besar harus
berhenti dan menanjak perlahan.
06:22 Masuk area Pelabuhan Bakauheni. Cukup lama juga
pengecekkan sebelum antri di gardu pelabuhan.
06:31 Gardu pembayaran penyebrangan Pelabuhan Bakauheni. Setelah
di gardu, masuk dermaga dulu buat laporan sama Dishub. Sungguh membuang waktu.
06:47 Masuk KM Jatra II bersama Sempati Star (7815) 1526
HDD. Kondisi kapal tidak penuh dan dapat kapal yang cukup kecil. Padahal tadi
ada kapal yang besar, tapi telat sekian putaran.
07:00 Kapal jalan.
Fasilitas di kapal ini gratis, baik
kelas kabin maupun toilet. Hmmmm,,,,, bentar..... Kayanya saya kenal sama
interior kelas ini. Kayanya saya pernah naikin kapal ini pas pertama kali naik
Lorena, LE 150 (P 203) pada Agustus 2015 lalu. Dulu pas masuk kabin kelas harus
bayar 10.000. Sofanya persis sama kaya yang dulu. Waktu di kapal saya habiskan
untuk makan nasi goreng yang rasanya lumayan yang seharga 20.000, charge HP,
tiduran, dan ke toilet. Ombak sepanjang perjalanan lumayan terasa, apalagi ini
bukan kapal besar, tapi gak separah waktu naik KM BRR di Sabang – Aceh beberapa
bulan lalu yang bikin pusing dan mual.
10:33 Kapal bersandar. Akhirnya, setelah ngetem di tengah
laut dekat pelabuhan sekian jam, bisa berlabuh juga.
10:40 Keluar kapal. Keluarnya cukup gaspol, soalnya ombak
lumayan galak, telat dikit bisa gasruk. Tapi Alhamdulillah Pelabuhan masih
beroperasi dan bisa bersandar walau total waktu penyebrangan lebih dari 3,5
jam. Masih mending daripada Desember tahun lalu, Pelabuhan ditutup berjam-jam karena
ombak yang ekstrim, bahkan kayanya ada kapal yang terombang-ambing di tengah
laut karena Pelabuhan ditutup.
10:43 Loket Lorena @Merak. Seperti biasa, wajib mampir.
Sebelum masuk tol, kru beli aksesoris
dulu di sebuah toko. Kayanya sih lampu sein tambahan untuk dipasang di samping
bus.
11:02 GT Merak.
Di tol, sempat kena hujan, syahdu juga. Pak
Rustam juga bawa si 321 ini cukup konstan, maksimal kecepatan di angka 90. Sayang
tol yang ruasnya masih dua lajur sering melambat karena banyaknya truk.
11:58 GT Cikupa.
12:09 Exit Tangerang. Saya kira LE 151 akan masuk Cikokol
dan lanjut Kali Deres, eh ternyata engga. Keluar Tangerang, trus masuk tol
lagi. Jadinya saya pindah titik turun di Rest Area Karang Tengah.
12:18 GT Tangerang 2.
±12:22 Finish Rest Area KM 13 Karang Tengah.
Selesai sudah perjalanan saya kali ini
yang sekaligus sebagai trip penutup di 2018. Mudah-mudahan bisa balik ke
Pekanbaru naik LE 150 lagi hahahaha.
Overall, agak kecewa karena gak dapat MB
1626 dan waktu tempuh yang lebih lama karena banyaknya perbaikan jalan dan
kemacetan serta ombak yang cukup tinggi di Merak. Tapi cukup senang bisa dapat
duet pengemudi yang tidak nyantai. B aja sih kayanya trip ini, mungkin karena
udah beberapa kali juga ngebis di rute ini.
DETAIL BUS
Bus: Lorena (PT
Eka Sari Lorena Transport Tbk)
Kode bus: P 321
Kode jurusan: LE
151 (Pekanbaru – Jambi – Palembang – Jakarta – Bogor)
Tarif: 413.231
(harga normal 490.000)
Nomer kursi: 11
Jumlah kursi: 32
Merk kursi:
Aldilla
Sasis: Mercedes
Benz OH 1526 NG
Bodi: Skyliner
(karoseri Rahayu Santosa)
Fasilitas: AC,
audio, toilet, smoking area, rec.seat, bantal, selimut
Waktu tempuh: 43
jam dan 49= menit.
PENILAIAN
+ Kru ramah.
- Gak ada colokan
listrik
Itu aja kayanya
penilaiannya. Seperti di atas, mungkin karena udah beberapa kali juga ngebis di
rute ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar