Senin, 22 Maret 2021

Angkatan Pagi Malang - Jakarta Bersama Tronton Cepat

Setibanya di terminal Arjosari, saya menuju Masjid sembari menunggu adzan Shubuh. Setelah selesai menunaikan kewajiban, saya rebahan sebentar di serambi. Lanjut makan pecel di seberang pintu keluar Arjosari dan naik Ojol menuju kantor Gunung Harta di jalan Pattimura. Oh iya, tiket GHTS ini saya beli di Traveloka, sama kaya sebelumnya. Harga tiket di Traveloka saat itu 310.000 untuk Malang – Jakarta. Saya bayar pakai voucher 100.000, jadi saya cuma bayar 210.000 aja.




Rabu, 4 Maret 2020 

06:53 saya tiba di Pattimura. Saya coba masuk ke kantor untuk check in atau laporan tapi gak ada orang. Saya juga tanya ke salah satu petugas GHTS katanya langsung di bus aja. Okelah. Saya tengok ke garasi, ternyata armada Mercedes 2542 sudah terparkir. Alhamdulillah gak dapat 2542 yang baru yang ada speed limit di 100 kpj. Saya dapat 2542-nya GH yang pertama ya. Beruntungnya, saya dapat armada yang bisa dibilang artis lah, yaitu GHTS-015. Yaaa biarpun gak Scania K410, tapi dapet artisnya.

Masuk ke dalam bus dan menuju kursi saya. Saya duduk di baris 3 kalo gak salah dan di bagian jendela kanan. Leg roomnya kok lebih lega GH merah Denpasar – Surabaya sebelumnya ya padahal sama-sama 2542 dan bodi dari Adi Putro. Apa karena beda jenis kursi ya? Menurut saya sih masih bisa lebih selonjor di GH merah tadi. Tapi okelah. Plusnya, ada AVOD, lumayan ada hiburan sedikit walaupun saya yakin gak akan saya pakai maksimal.

07:11 GHTS-015 berangkat dari kantor Pattimura menuju terminal Arjosari. Okupansi dari sini lumayan lah untuk angkatan pagi. Kondisi lalu lintas pagi itu cukup lancar menuju Arjosari.

07:29 – 08:00 Terminal Arjosari. Arjosari pagi ini terbilang cukup sepi karena gak ada keberangkatan bus jarak jauh di pagi hari dan shelter Patas dan ATB juga udah gak terlalu ramai. Sampai saat saya berangkat, GHTS menjadi pemain tunggal Malang-Jakarta PP angkatan pagi. Untuk sekarang, udah ada Lorena yang ikut meramaikan angkatan pagi dari Malang menuju ibukota negara Indonesia dengan armada MB 1626.


08:11
GT Singosari.

08:19 keluar tol di GT Lawang karena harus mampir di agen Lawang.

Snack cukup mengenyangkan. Dua roti.
08:25 agen Gunung Harta Lawang.

08:31 masuk tol di GT Purwodadi.

Di tengah perjalanan menuju Surabaya, entah di KM berapa, sempat terjebak kemacetan. Saya gak tau ini kemacetan apa. Aneh sih emang kalo ada kemacetan di ruas tol yang tidak ramai. Kalo tol di sekitaran Surabaya sih bisa dimengerti karena emang ramai kendaraan.

09:28 keluar di GT Waru menuju Bungurasih.

09:31 – 09:36 menaikkan penumpang di kantor Gunung Harta Medaeng. Kursi di sebelah saya diisi oleh penumpang yang naik dari sini.

09:38 – 09:56 Terminal Purabaya. Eh ternyata masih masih Bungur juga toh, kirain ambil penumpang di Medaeng aja. Okupansi GHTS angkatan pagi ini ramai juga loh. Lumayan juga ya berkat Tol Trans Jawa, jadi ada pilihan jadwal keberangkatan yang lebih banyak.

10:03 kembali memasuki tol Trans Jawa di GT Warugunung.

10:45 melintas di Jembatan Brantas yang panjangnya sekitar 700 meter. Panjang juga yah.

Di ruas tol Mojokerto – Kertosono – Ngawi sempat turun hujan. Lalu lintas yang sepi tidak membuat pengemudi untuk menurunkan kecepatan yang berlebih dan pastinya tidak dipacu dikecepatan tinggi juga. Cukup konstan juga kecepatannya karena sikon yang sepi meskipun beberapa kali harus menurunkan kecepatan karena ada kendaraan di depan yang mau mendahului kendaraan di sebelah kiri.

11:31 keluar di GT Ngawi. Semakin terasa aja perut lapar ini.

11:33 masuk formalitas ke Terminal Ngawi.

11:38 – 12:16 Rumah Makan Duta bersama Eka.


Turun bus langsung dibagikan kupon makan dan langsung menuju ruang makan penumpang. Lauk makan siang kala itu ada nasi hangat, mie goreng, oseng tahu, ayam, sambal, kerupuk, serta minuman dingin manis yang sepertinya sirup. Rasanya? Enak, standar Duta lah. Porsi? Bebas, gak ada kiper. Yang begini harusnya nasi jangan banyak, tapi lauk yang dibanyakin hahaha. Lepas makan, saya menunaikan kewajiban. Siang hari di Duta saat itu dilanda hujan cukup deras. Hmmm… Alhamdulillah juga sih, jadi cuaca gak panas.

12:21 kembali menyusuri tol Trans Jawa dari GT Ngawi

Karena sudah kenyang, AC dingin, kondisi di luar dominan hujan, tidur merupakan hal yang tak terelakkan. Tidurlah saya. Sempat melek-melek dikit saat berada di ruas tol Salatiga karena saya ingat jalanannya naik-turun. Kondisi hujan, pengemudi tetap di kecepatan yang cukup tinggi. Untuk ditopang dengan sasis yang mumpuni untuk menerjang tanjakan dengan 420 HP. Dari fitur keselamatan juga ada retarder untuk membantu pengereman serta fitur keselamatan lain seperti, ABS, ESP, dll. Jadi saya santai. Pengemudi GHTS juga punya reputasi yang baik kok.

Fitur-fitur keselamatan tersebut menjadi alasan saya lebih suka naik sasis premium. Saya merasa ‘safe’ atau lebih ‘safe’ saat naik sasis premium seperti Scania, atau Mercy 2542-1836, dan sasis-sasis premium lain. Saya gak perlu khawatir berlebih mengenai keselamatan dan keamanan karena sasis milyaran tersebut memiliki fitur yang sangat mumpuni. Apalagi di jalan tol kendaraan dipacu di kecepatan tinggi terutama saat cuaca hujan, fitur-fitur tersebut sangat membantu terutama dalam kondisi yang dibutuhkan atau darurat.

13:56 GT Banyumanik. Sudah sekitar separuh perjalanan. Di sekitaran Banyumanik sampai lepas Semarang ini banyak bersilangan dengan bus-bus dari Jakarta menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Rosalia Indah SDD, STJ Bavikha & Rudhour, Haryanto, Bejeu, Shantika, Agra Mas, Putera Mulya, dll

14:13 GT Kalikangkung

14:32 melintasi jembatan Kalikuto.

Wesss gokil, udah gak nyolar di Weleri. Alhamdulillah, menghemat waktu sekitar 30 menit. Bagus nih kebijakan GHTS. Sepanjang jalan tuh awan abu-abu dengan kondisi luar yang mayoritas basah. Kayanya cuaca hujan cukup merata ya di Pulau Jawa.

PLTU Batang. PLTU yang viral berkat Sexy Killers hehehe
16:31 GT Palimanan

16:50 pergantiang pengemudi. Saya awalnya gak ngeh, tapi pengemudi udah bertukar aja. Gokil, manfaatin fitur Cruise Control untuk pergantian pengemudi. Jadi pengemudi hanya memegang stir kemudi saja. Oh berarti dari awal banyak pake Cruise Control yah, saya kira mah tetep injak gas terus.

17:30 GT Kalijati. Ada penumpang yang turun di Kalijati.

17:38 mulai macet KM 90-an. Wah, tetiba ada kemacetan begini. Ada apaan nih?

18:20 lepas kemacetan setelah 40 menitan. Terlihat sepertinya ada kecelakaan bus dan sudah dalam penanganan petugas di lajur darurat arah Jakarta.

18:35 GT Cikampek Utama.

Saat memasuki tol Japek, pengemudi mulai menunjukkan ‘aksinya’. Pengemudi yang bertugas malam ini mulai meliak-meliuk di antara Transformers-Transformers yang melintasi Japek bawah. Wah mantap ini, sayang aja saya duduk di bagian tengah, coba di hot seat. Pengemudi ini lihai juga cari lajur yang lancar biar tidak kemalaman finish di Bubulak.

19:30 kantor perwakilan Gunung Harta Bekasi Timur. Eh ternyata ga ada penumpang turun maupun paket di sini. Ya ilah hahahaha. Sia-sia njir wkwkwk. Bulak Kapal malam itu masih terbilang ramai lancar. Masih banyak bus-bus, terutama sih bus jarak dekat seperti Primajasa dan Mayasari Bhakti.

19:47 GT Cikunir.

19:55 Alhamdulillah, tiba kembali di terminal Pulo Gebang. Lumayan juga, gak sampai 13 jam dari Pattimura ke Pulo Gebang. Bisa lebih cepat sih kalo gak kena macet di tol Malang-Pandaan dan Cipali. Finish jam 19:00 bisa kali yah hahaha.

Setelah turun, saya langsung menuju tempat Transjakarta berada. Ternyata jaraknya lumayan dan petunjuk buat saya masih kurang ya. Jalan menuju halte TJ juga cukup sepi, jadi agak spooky gitu. Tapi aman sih, ya kali terminal Pulo Gebang gak aman.

20:08 naik Scania K310IB koridor 11 dengan armada MYS 18129. Ya, saya sendiri doang dari PG. Saya duduk santuy di bagian belakang. Penumpang saat itu sepi, bisa dihitung jari malah.

20:54 lanjut Koridor 7 bersama PPD 208 dari halte Kampung Melayu. Awalnya saya bingung, soalnya koridor 13F udah gak ada. Padahal belom jam 10, masih jam 9. Masa iya 13F udah gak ada. Akhirnya, setelah cari-cari, saya naik Koridor 7 menuju Cawang. Yah, naik RK8 lagi dah.

Di Cawang, saya lanjut naik armada Mayasari Bhakti lagi. Kali ini, MB 1645 dengan Scania K320IA (bus gandeng) yang membawa saya menuju Pancoran Barat. Cukup lengkap juga ya bus yang saya naiki di touring ini. Mulai dari Tronton, Double Decker, Volvo, sampai bus gandeng.

21:25 lanjut lagi ke Tendean naik TJ kecil Koridor 5N (TSW 033) dari Pancoran Barat.

21:32 yak, terakhir naik 13A bersama TJ 397. Saat itu masih Mercy 1526-1626 ya. Sekarang mah full MYS Scania K310IB, terkadang masih ada sih Mercy 260 HP main ke sini tapi jarang banget.

Sekitar jam setengah 11, saya tiba di tujuan akhir CBD Ciledug dan lanjut ojol ke rumah. Alhamdulillah touring berjalan lancar dan aman serta selamat. Cukup mengesankan touring kali ini, terlebih ini touring murah. Maaf untuk para pembaca karena cerita ini harus selesai setahun setelah perjalanan dilakukan.

Terima kasih atas perhatiannya. Semoga kita semua diberikan keselamatan dan kesehatan di saat kondisi seperti ini. Sampai ketemu lagi di cerita selanjutnya.

 

DETAIL BUS


Bus: Gunung Harta Solutions (PT Gunung Harta Transport Solutions)

Nomer plat bus: N 7394 UA (GHTS-015)

Jurusan: Malang – Jakarta – Bogor

Tarif: 210.000 (aslinya 310.000 via Traveloka)

Nomer kursi: 4D

Jumlah kursi: 36

Merk kursi: Aldilla

Sasis: Mercedes Benz OC500RF 2542 with ZFAstronic Transmission

Bodi: Jetbus 2+ SHD (karoseri Adi Putro)

Fasilitas: AC, TV, audio, AVOD, toilet, reclining seat, leg rest, bantal selimut, snack, servis makan, smoking area, colokan listrik.

Waktu tempuh: 12 jam dan 44 menit

 

PENILAIAN

 

+ Waktu tempuh cepat

+ Gak banyak berhenti, seperti di Weleri


- Leg room gak lebih lega atau sama lega dibanding GH Tronton merah dengan kursi Rimba Kencana

 

Senin, 08 Maret 2021

Gunung Harta Rasa Asli dari Dewata

Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat datang kembali di blog saya.

 

Cerita kali ini merupakan lanjutan dari cerita perjalanan sebelumnya bersama Setiawan menuju Denpasar. Saya tiba di Denpasar atau turun bus beberapa saat sebelum Shubuh. Waktu sudah mendekati Shubuh, jadi saya pilih untuk turun dekat Masjid terdekat yang dilewati bus dan langsung menuju Masjid. Sampai di Masjid, saya sempatkan untuk bersih-bersih badan sebelum menunaikan kewajiban. Ternyata suasana pagi gelap saat itu tidak terlalu sepi, mungkin ini karena Masjid yang cukup besar dan posisinya di daerah yang ramai.

Selesai menunaikan kewajiban, saya istirahat sebentar di halaman Masjid sekalian liat lalu-lalang orang-orang yang memulai aktivitas di pagi hari. Jam keberangkatan saya masih sekitar 9 jam lagi, ini lah waktu-waktu yang saya tidak sukai karena terlalu banyak waktu menunggu dan saya tidak pengen untuk keliling kota apalagi sampe ke pantai Kuta atau daerah mainstream lainnya. Saya sempatkan untuk WiFi-an di kantor/Plasa Telkom untuk internetan bebas dan download-download untuk stok selama perjalanan nanti. Ternyata WiFi-nya lemot, harusnya sih cepet ya kalo di tempat kaya gini.

Loncat aja ya ke pra-keberangkatan. Sekitar jam 1 siang (kalo gak salah) saya tiba di kantor atau pool Gunung Harta di jalan HOS Cokroaminoto. Masuk ke dalam kantor langsung laporan/check in dan karena saya beli tiket di Traveloka saya gak dapat tiket fisik. Good lah, hemat biaya. Yang kaya begini nih yang harus ditiru PO-PO lain. Saya sih gak pikirin soal koleksi tiket, toh sekarang jamannya paperless. Oh iya, tiket saya beli di Traveloka seharga 140.000 saja. Aslinya harga di Traveloka 240.000 (saat itu) dan saya punya voucher 100.000 (min.pembelian 200.000) hasil beli di Shopee hahahaha. Lumayan kan. Touring online bisa lebih hemat. Tapiii yaa gituuu, pilihan kursi cuma di bagian tengah. Gak apa-apa lah, yang penting hemat.

Sembari menunggu jam keberangkatan yang ternyata jam 15:30, bukan 14:30 seperti di tiket Traveloka. Kayanya 14:30 ini WIB deh bukan WITA. Sembari nunggu berangkat, saya istirahat juga sekalian ke Indomaret untuk beli minuman dingin karena hari sangat panas dan beli bakso/bakwan Malang, ada penjual gerobak di pintu masuk pool.

 

Selasa, 3 Maret 2020

15:16 Bus yang akan saya naiki, GH Tronton 001 a.k.a. Quality Angel masuk pool.

15:21 Masuk GH O500R 1836 “Marquez tujuan Tulungagung. Wiihh… Tulungagung-Malang dapet 1836.

Masuk ke dalam bus, ternyata kabin untuk kursi sebelah kiri untuk tronton GH ini lebih maju dari bus-bus atau PO lainnya, sepertinya untuk memaksimalkan ruang kaki penumpang. Ada dispenser juga kalo ga salah. Kursi saya baris ketiga di kaca kanan. Sepertinya kursinya tidak dibersihkan, soalnya terlihat jelas kilau-kilau minyak di bagian kepala di kursi-kursi. Leg room, cukup lah soalnya bisa miring juga kaki. Kursi empuk ala Rimba Kencana. Juara emang. Oh iya, kursi RK ini cocok untuk posisi duduk yang rebah ya, kalo badan agak tegak kurang cocok karena badan bisa pegel. Jadi, kalo kalian dapet kursi RK, lebih baik badan dipasang mode rebah relax ya.

15:41 Angkat tuas hand brake dan injak pedal gas dari kantor/pool Cokro. Penumpang dari sini belum penuh ya, kira-kira gak sampe separuh lah ya. Berangkat telat 11 menit dari jadwal ya.


16:08
Masuk terminal Mengwi, Badung.

Cukup ramai bus-bus menuju Jawa Timur di sini. Di sebelah kiri posisi parker bus saya ada kumpulan De Oranje alias Setiawan dan di peron ada GH, Wisata Komodo, M Trans, dll. Berhubung cukup lama di sini, saya turun bus dan foto-foto dikit.



16:38
Start terminal Mengwi mendahului GH 1836 Tulungagung dan GHTS Scania K360 JB3+ Facelift tujuan Malang tok. Unik memang ya, GHTS cuma ada trayek Malang tok aja dan mereka gak beda kantor atau pool.

Sepanjang jalan menuju Gilimanuk, terlihat bus-bus seperti Pahala Kencana mengarah ke Denpasar. Kayanya ini bus-bus yang berlawanan arah ini dari Jakarta deh. Keren ya sekarang. Sejak ada Tol Trans Jawa, bus-bus Jakarta-Denpasar bisa masuk Denpasar masih sore. Tahun 2017 lalu saya masih sampe di Mengwi sekitar jam 1 pagi. Sepanjang jalan juga kondisi ramai lancer dengan suasana khas jalan raya antar kota antar propinsi di Bali,

16:47 – 16:59 Kantor Gunung Harta, Kediri, Tabanan. Lumayan ada beberapa penumpang naik di home base nya GH. Di sini kalo ga salah dibagikan snack juga. Kemasan snacknya sederhana tapi isinya cukup mengganjal perut. Mantap ini. Isinya ada roti, bolu, kacang telor, air mineral 330ml.


18:12
Masuk Kabupaten Jembrana.

Selepas kantor GH di Kediri, jalanan di dominasi hijau-hijauan dengan sesekali pemandangan laut di sisi kiri bus. Kondisi luar juga hujan ringan. Asli ini syahdu sumpah. Kombinasi situasi luar yang sejuk, kursi yang nyaman, dan ditambah dengan cara mengemudi dari pengemudi Tronton 001 ini bikin suasana syahdu. Terbaiklah. Untung juga lewat sini masih terang.

19:11 Terminal Negara.

19:51 – 19:57 Isi Solar di SPBU Gilimanuk.

20:03 Masuk Pelabuhan Gilimanuk. Oh iya lupa, saat masuk Bali kemaren pas naik Setiawan, saya dan penumpang tidak perlu turun untuk periksa KTP, cukup di dalam bus aja.

20:25 Masuk kapal di dermaga 2 bersama GH 1836, GH merah Hino RN tujuan Kediri, dan Pandawa 87 HDD 1626 Matic. Entah kenapa ya, GH ini saya liat dan tengok di medsos selalu naik kapalnya di dermaga yang model begini, bukan dermaga yang punya semacam garbarata gitu lah. Terutama unit-unit SHD-nya.

20:41 Kapal jalan.

Ya seperti biasa ya, penumpang tidak diwajibkan untuk turun dari bus dan mesin bus tetap menyala. Saya manfaatkan untuk mondar-mandir di bus dan charge HP. Oh iya, charg HP ada di louvre AC ya dan USB port yang saya gunakan ternyata tidak fast charging. Saya juga sempatkan untuk naik ke atas untuk menunaikan kewajiban. Dan lucunya ya, saya kan sebelum solat bukan Google Maps dulu buat liat arah kiblat dan ada orang lain yang solat juga dan arahnya berlawanan dengan saya. Jadi saling punggungin gitu. Bisa begitu ya.

20:31 Kapal sandar di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

20:37 Keluar kapal. Yak, gak sampe 24 jam saya meninggalkan pulau Jawa. Keluar pelabuhan bus langsung jalan cepat ya, kalo gak salah bareng sama GH merah tujuan Kediri kayanya.

21:37 – 22:03 RM Sumber Harta Baru. Ada GH Little Princess di sini. Gokil, ternyata GH Tronton 002 dari Surabaya servis makannya di sini, bukan di Probolinggo. Posisi SHB ini setelah Baluran ya, gak sejauh Puritama juga.

Turun bus langsung ke meja prasmanan. Tempat makannya sederhada tapi efisien, piringnya dari rotan dengan alas kertas nasi. Yang begini bagus sih, jadi gak buang waktu buat cuci piring. Lauk malam itu? Enak, asli, rekomen. Isinya? Nasi hangat, sayur seperti capcay, oseng tempe, dan ayam goreng serta kerupuk dan teh manis. Ini nih gokil, bumbu dan garamnya terasa.

Keluar RM SHB, sempet melek dikit habis itu yaaaa tidur lahhh. Udah kenyang makan enak, ya enaknya tidur. Tarik selimut. Oh iya, selepas RM SHB dapat snack lagi. Mantap GH Bali pelayanannya.

Rabu, 4 Maret 2020

00:58 Masuk Tol Trans Jawa di GT Probolinggo Barat + overtake Setiawan. Saya gak tau kenapa masuknya di GT Pro Barat, bukan di Timur. Masa iya ada penumpang turun di Probolinggo, meskipun mungkin aja sih.

01:40 Exit GT Kejapanan untuk turunin penumpang. Yaa berarti gak semua turun di Surabaya atau Bungurasih.

01:50 Masuk tol lagi. Sepanjang jalan arteri di samping jalan tol ini, jalannya gak bagus alias banyak lubang.

01:57 – 02:05 Isi Solar lagi di Rest Area KM 753

02:12 Exit GT Waru 1 & Ramp. Titik tujuan akhir saya sudah dekat. Saatnya persiapan.

02:19 Kres dengan Rosalia Indah SR-2 XHD Scania K360 di Medaeng. Cepat juga yah. Ini XHD ini jalannya ke mana sih? Masih ngacak nih Millenial Bus-nya Rosin.

02:25 Finish terminal Purabaya. Yah, sini lagi. Cepat juga yah waktu tempuhnya. Tapi kenapa yah jam keberangkatan gak dibikin lebih sore?



DETAIL BUS


Bus: Gunung Harta (PT Gunung Harta)

Jurusan: Denpasar – Surabaya

Tarif: 140.000 (aslinya 240.000 via Traveloka)

Nomer kursi: 3D

Jumlah kursi: 36

Merk kursi: Rimba Kencana

Sasis: Mercedes Benz OC500RF 2542 Ecolife

Bodi: Jetbus 3 SHD (karoseri Adi Putro)

Fasilitas: AC, TV, audio, toilet, reclining seat, leg rest, bantal selimut, snack, servis makan, smoking area, dispenser, USB port charging.

Waktu tempuh: 11 jam dan 44 menit

 

 

PENILAIAN

 

+ Kursi nyaman dan leg room cukup

+ Dapat snack 2x

- USB port yang saya pakai belum fast charging

 

Turun dari bus, seingat saya ke WC dulu. Lalu, habis itu menuju shelter tujuan Malang. Yang tersedia saat itu hanya Restu Patas via Tol. Ya udah lah, lagi dan lagi depan belakang sama aja Restu bodi Jetbus. Naik aja lah

 

02:51 Masuk Restu Patas bodi Jetbus HD. Pake Hino RK non-Air Suspension kalo ga salah. Interior biasa banget. Terkesan tua dan kurang terawat karena warna beludru di jok berwarna hijau sudah memudar. Leg room juga biasa aja

02:52 Keluar shelter

02:55 Keluar terminal Purabaya.

03:08 GT Sidoarjo

Sepanjang jalan bus dipacu dengan kecepatan yang biasa aja untuk Hino RK. Kayanya sih kecepatan sekitar 100 kpj konstan. Saya juga kebanyakan melek, lupa tidur ayam apa engga. Soalnya waktu tempuh cepet sih, sekitar 1 jam aja sejak ada tol dari Surabaya ke Malang.

03:19 GT Kejapanan 1

04:01 GT Singosari

04:08 Finish depan terminal Arjosari Malang. Ya, sampai lagi kita di sini.

 

Sampai di sini dulu ceritanya yes. Cerita selanjutnya nanti ya. Simak terus. Terima kasih

Kamis, 11 Februari 2021

Muter-muter Menuju Bali

Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat datang kembali.

Sudah lama tidak posting catatan perjalanan ya. Postingan ini merupakan lanjutan perjalanan dari touring online pada postingan sebelumnya yang telah tertunda berbulan-bulan. Sebelumnya, saya melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya dengan Harapan Jaya Avante D2. Pada postingan ini, saya melanjutkan perjalanan menuju salah satu pulau di Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Yap, Bali.

Bali kembali menjadi tujuan perjalanan saya karena masih belum puas dengan bus Denpasar-an. Bali juga terkenal menjadi destinasi favorit para pecinta bus untuk touring. Perjalanan menuju dan dari Bali memang sulit bagi saya yang jarang mempunyai kesempatan untuk ke sini. Banyak PO serta armada yang menjadi incaran saya, sementara hanya 2 bus yang bisa saya naiki di perjalanan ini. Berhubung ini touring online sehingga mewajibkan saya naik bus dengan pembelian tiket secara daring dan juga wajib diskon biar biaya perjalanan jadi hemat.

Pilihan busnya? Awalnya saya berniat naik M Trans dari Tulungagung, tapi karena jejak pembelian tiket via RedBus di Facebook, YouTube, atau media lainnya sangat sedikit, jadinya harus batal. Batal naik M Trans diperkuat karena servis makannya bukan di RM Bali II. Entah kenapa saya termakan rayuan review servis makan di Bali II. Pilihan utama kalo mau makan di sana yaaa....Setiawan.

Sempat terlintas juga buat naik Wisata Komodo atau Restu Mulya dari Solo. Eh tapi takut gak nyandak waktunya dan mereka servis makannya di Caruban atau Ngawi. Naik Bejeu? Hhmmmm.....Scania K410, bisa sih beli online tapi gak ada diskon. Sebenermya naik dari Solo atau Kudus bisa sampai Denpasar udah terang. Jadi, gak perlu buang waktu lama di Bali karena kali ini saya tek-tok, gak pakai bermalam.

Pada akhirnya, saya fix naik Setiawan dari Malang meskipun sempet terpincut juga buat naik Medali Mas. Dua-duanya punya jejak tiket RedBus di Facebook, tapi Medali Mas kelasnya VIP atau Patas 40 seat. Yaaaa naik Setiawan aja lah, spesial juga bus ini kayanya. Dari Surabaya ke Malang saya muter sedikit ke Kediri.

 

Senin, 2 Maret 2020

Ya, benar Maret 2020 ya. Soalnya ini lanjutan perjalanan saya yang catatan perjalanannya hibernasi hampir setahun. Maret 2020 juga Indonesia sudah diinvasi virus Covid-19 terutama bali, tetapi awal Maret belom ada PSBB atau sejenis lockdown ya. Protokol kesehatan pun belum diterapkan karena Indonesia masih santuy sama Kopit-19. Langsung aja ya.

06:47 Masuk ke dalam kabin Harapan Jaya Patas via Tol. Sayangnya, armada Patas yang tersedia di shelter saat itu hanya Hino AK, tidak ada MB 1626 atau MB 1623 RF. Yaaa naik yang ada aja lah. Depan sama belakang sama aja armadanya, jadi naik yang depan aja.

06:49 Mulai jalan dari shelter. Saya duduk di sebelah kiri karena leg roomnya lebih lega dari sebelah kanan.

06:52 Keluar terminal Purabaya setelah cari-cari penumpang di pintu keluar. Penumpang saat itu sepi. Keluar terminal sedikit tersendat karena kepadatan aktivitas pagi alias jam berangkat kerja.

07:00 GT Warugunung. Yap, tetap masuk tol biarpun sepi. Padahal kalo gak masuk tol juga gak apa-apa buat saya karena saya gak ngejar waktu. Tapiii itung-itung bisa menikmati pemandangan sekitar tol Sumo. Sepanjang tol, Hino AK ini meraung membelah sepinya tol Sumo di pagi hari. Kecepatan pun rasanya dibuat konstan di sekitar 90-100 kpj.


07:43
Keluar di GT Bandar.

07:50 Braan. Biasa, rehat sejenak. Ini lokasi juga bisa jadi tempat transit karena pertemuan jalur Nganjuk-Solo, Kediri, dan Jombang-Surabaya.

08:03 Papar. Kalo udah masuk Kediri ini, udah mulai bisa melihat Gudang Garam di mana-mana, mulai di pot tanaman, warung, sampai truk. Nah, Kediri ini bisa jadi tempat untuk menikmati kerennya truk-truk GG berlogo Demokrat eh Mercedes. Gak sepet mata ngeliat truk Hino sama Mitsubishi mulu.

08:35 Finish terminal Tamanan, Kediri.

 

DETAIL BUS


Bus: Harapan Jaya (PT Harapan Jaya Prima)

Jurusan: Surabaya – Tulungagung (via Tol)

Tarif: 50.000

Nomer kursi: 1A

Jumlah kursi: 45

Merk kursi: Aldilla

Sasis: Hino AK

Bodi: Max dengan kaca Double (karoseri Tentrem)

Fasilitas: AC, TV, audio, reclining seat.

Waktu tempuh: 1 jam dan 46 menit

 

Tiba di Tamanan, saya makan soto lagi di sini buat isi asupan untuk perjalanan selanjutnya. Etape selanjutnya agak membingungkan. Pilihannya antara lewat Pare – Kandangan atau Blitar – Kepanjen. Kalo lewat Pare sih udah pernah lebih dari 5 tahun lalu saat menuju dan dari Kampung Inggris. Pada akhirnya sih ke Blitar aja naik Kawan Kita karena belom pernah ke Blitar. Tau gitu naik Patas ke Tulungagung aja ya tadi hahaha.

09:18 Kawan Kita dari Nganjuk masuk shelter. Kayanya KK ini ngetem kalo arah ke Blitar aja ya. Hmmm apa iya ya...??? Situasi terminal saat itu tidak ramai karena bukan jam ramai.

09:23 Bus non-AC yanh sudah tidak lagi muda ini mulai diberangkatkan menuju kota yang terkenal dan berkaitan dengan Bung Karno. Saya memilih duduk di dekat pintu tengah biar kena sepoi-sepoi angin perjalanan. Tarif Kediri menuju Blitar sebesar 13.000.

09:36 Ngetem dulu setelah alun-alun. Ngetem juga buat suhu badan jadi menghangat dan melengket hahahaha.

10:01 Melewati Taman Ngadiluwih.

10:21 Pasar Ngantru, Tulungagung. Sudah masuk TA aja. Sepanjang jalan saya melek terus untuk melihat situasi sepanjang jalan yang belom pernah saya lalui. Pernah sih, sampe Tulungasung aja tapi, itu pun udah lama banget, sebelum era Jetbus kayanya.

10:57 Melewati masjid Jami Al-A'la, Sanankulon, Blitar.

Sepertinya tidak banyak cerita di sini karena sudah mulai lupa dan saya lebih menikmati perjalanan. Seingat saya ya bus sempat dipacu cukup kencang diikuti dengan bunyi klakson berkali-kali untuk memperingatkan pengendara lain. Udah kaya Sugeng aja hahaha. Okupansi penumpang sepanjang jalan sih cukup lah, gak sepi. Lumayan juga yah, ramai juga penumpang di jalur Kediri – Blitar via Srengat ini meskipun banyak yang jarak dekat.

11:00 Memasuki Kota Blitar

11:13 Finish Terminal Patria, Blitar.

Turun di terminal auto bingung mau ngapain. Ujung-ujungnya sih naik bus ke Malang karena ga tau mau ngapain. Kebetulan ada Bagong dengan bus terbaru sudah beranjak dan saya naik di pintu keluar terminal. Oh iya, pas di terminal ketemu Rosalia Indah Exe Plus SHD dan Harapan Jaya yang keduanya menggunakan sasis Scania K360. Wah head to head nih. Kalo saya disuruh pilih sih ya pilih HarJay lah. Ada Rosin Exe+ SHD Hino RK juga sih, entah tujuan mana.


11:25
Kembali melanjutkan perjalanan bersama bus Bagong. Okupansi penumpang saat saya naik sekitar separuh kurang, lumayan lah.

Berhubung ini busnya baru, jadi enak dilihat bagian luar dan dalamnya. Untuk jok, Bagong pakai Rimba Kencana kayanya kalo lihat dari bentukannya. Leg room nya standar khas bus seperti ini lah. Selain adem, ada bagasi di atas sama TV juga di bagian depan, jadi gak membosankan lah sepanjang perjalanan. Tarif Blitar – Malang senilai 25.000.

12:27 Terminal Kesamben.

Sepanjang jalan atau jalur Blitar – Malang ini jalannya memang gak terlalu lebar tapi pemandangannya cukup menyegarkan mata dan pikiran, terlebih saya baru pertama kali lewat jalur ini. Mata selalu on, yaaa gak selalu melek sih karena sesekali tertidur karena lelah. Pemandangan paling bagus sih yaa Waduk Karangkates meskipun cuma keliatan sedikit.

12:48 Memasuki Kabupaten Malang

13:55 Melewati Terminal Gadang, Malang. Gak masuk ya, lewat di depannya aja.

Memasuki kota Malang, kondisi lalu lintas mulai ramai dan saya menapakkan jejak kembali di kota Malang setelah 5 tahun lebih. Ada sesi nostalgia juga nantinya, bukan di postingan ini.

14:27 Akhirnya finish di terminal Arjosari Malang.

Tiba di kota Malang atau tepatnya di terminal Arjosari dengan kondisi gerimis atau hujan ringan. Jam keberangkatan juga masih lama, lebih dari 2 jam. Jadiii yaaaa ngalor ngidul aja di sini sembari istirahat, bersih-bersih, dan isi perut. Sempat ke loket Setiawan juga, eh ternyata kata petugas / agen Rosalia Indah kalo Setiawan langsung lapor / check in di dekat busnya, ada petugasnya nanti di sana. Sip lah, emang beda Denpasar-an mah.

Arjosari ini terminal besar dan ramai ya setiap waktu, tapi saying kurang dimaksimalkan. Bagian atas atau lantai dua yang sekiranya jadi tempat tunggu penumpang jadi useless atau gak guna, jalan menuju bawah pun terlalu jauh. Arjosari kalo mau diperbaiki infrastruktur dan manajemennya sih bakalan keren. Jadi, terminal Malang ini gak cuma jadi tempat sekedar lewat atau napak jejak alas kaki aja.

Mengenai Setiawan ini. Tadinya saya mau naik dari Kediri dan beli di Traveloka, tapi karena kalo gak salah yang Kediri ini lewat Ngajuk – Jombang, yaaa ga jadi lah. Setiawan dari Malang yang saya naiki ini saya beli tiketnya di RedBus sebesar 148.000 setelah diskon dan RedBus Wallet. Kalo harga di RedBus tanpa potongan sih 185.000 dan harga normal di agen 170.000 kayanya. Kursi yang saya dapat nomer 6 atau 2B. Pas cocok seatnya, gak di atas ban langsung dan masih bisa liat ke depan secara luas.

 

16:15 Dalam rentang beberapa menit, Arjosari mulai kedatangan Lorena LE 112 (dari Lampung nih baru sampai), M Trans Avante H8 “Fransiska” (duh kalo jadinya naik MTrans, bisa dapet armada terbaru nih), dan Nusantara HS 266 Black Pearl. Udah masuk aja tuh Nu3, padahal masih lama berangkatnya.

Kondisi terminal saat itu diguyur hujan lebat sejak jam 15:30. Bangunan terminal terutama bagian peron keberangkatan yang terbuka lebar dan terutama lagi bagian pemberangkatan bus Setiawan, Malang Indah, dan M Trans membuat penumpang terkena rintik-rintik air. Di peron ini juga tidak disediakan kursi untuk duduk. Bahkan air sempat menggenangi peron sampai mata kaki. Sayang sekali memang terminal yang ramai ini harus dibuat dengan design yang memurut saya kurang tepat terutama saat hujan dam kekurangan fasilitas kursi.

16:49 Akhirnya bus yang saya akan naiki tiba, yaitu Setiawan AG 7195 UA yang entah pake bodi dari karoseri mana, mungkin Piala Mas.

Saya sempat deg-degan juga soalnya masih ga jelas nasib saya oleh petugas tiket di lapangan hingga bus tiba. Setelah bus tiba dan cek manifest serta saya melakukan konfirmasi, akhirnya saya bisa naik dan duduk. Inilah kekurangan kalo beli tiket secara online, was was.

17:06 Bus mulai diberangkatkan menuju pulau Bali.

17:18 Melewati karoseri Adi Putro dan ada bus Tunggal Jaya yang rilis.

17:24 Masuk tol di GT Singosari.

Melakukan perjalanan dengan kondisi luar yang sedang hujan memang syahdu, sayangnya agak kurang karena kondisi dalam bus terasa agak pengap karena AC kurang atau mungkin belum dingin seperti standarnya. Okupansi juga penuh meskipun ini hari biasa.

17:58 Interchange yang memisakan tol yang mengarah ke Malang, Surabaya, dan Pasuruan – Probolinggo. Kita ambil yang ke Pasuruan yes.

17:59 Disalip Gunung Harta GHTS-043, armada terbaru GH dengan Scania K360 berbodi Jetbus 3+ SHD Facelift, bukan yang Voyager ya.

18:14 Disalip lagi oleh Menggala Avante Yutong.

Disalip terus? Iyalah, Hino gitu loh hahaha. Auto kalem saat hujan. Tapi asyik juga sih. Bus dipacu konstan di kecepatan 80 kpj. Suspensinya juga mengejutkan, nyaman dan gak berisik. Wah, tumben banget nih naik Hino RK tapi bisa syahdu dan nyaman.

18:55 Keluar di GT Probolinggo Timur. Inilah titik paling ujung Tol Trans Jawa di bagian Timur, yaaaa setidaknya untuk beberapa tahun ke depan, mungkin sampai 2025.

19:32 Overtake Menggala Avante Yutong. Nah ke salip dia di sini, padahal sempet kabur di tol. Saat salip Menggala ini memang mantap, kecepatan lumayan cepat dan diikuti oleh kedipan lampu sein di kedua bus. Lebih-lebih lagi ini jalan biasa atau bukan tol, jadi lebih asyik kalo salip-menyalip. Bosen juga sama tol hahaha meskipun cepat waktu tempuhnya.

19:41 Melewati Polres Probolinggo.

19:46 Alun-alun Kraksaan

20:32 Alun-alun Besuki. Karena saya cukup lelah, jadi saya sempat tidur ayam sepanjang jalan.

20:41 - 21:11 RM Bali 2. Yap, bangun-bangun sudah mau parkir di Bali 2. Ramai juga di sini karena sedang ada rombongan dengan beberapa bus Pariwisata.

Saya langsung ke meja prasmanan setibanya di Bali 2. Saya dan beberapa penumpang sempat kebingungan meja prasmanan mana untuk penumpang Setiawan karena petugas rumah makan cukup sibuk dengan kedatangan bus-bus Pariwisata dan AKAP. Menu makan kali itu cukup sederhana dan tidak seperti ekspektasi saya. Ada nasi hangat, tahu tempe berkuah yang hambar, ayam free flow yang standar, sambal terasi yang enak dan membantu selera makan, kerupuk yang masih renyah, dan teh manis hangat. Yaaaa ternyata sih biasa aja ya. Tapi karena lapar yaaa sikat aja lah. Habis makan, menunaikan kewajiban.

Selepas rumah makan, penumpang dibagikan sebotol teh Javana rasa gula batu. Lumayan lah. Oh iya, sebelumnya snack juga dibagikan setelah keluar Arjosari. Kalo yang berangkat dari Ponorogo hingga TA atau Blitar (kayanya) mungkin dapat nasi kotak juga kali yah.

21:46 Tugu 1000 KM Anyer – Panarukan.

Menyusuri jalan pinggir laut atau tidak lama setelah keluar RM Bali 2, bus dipacu kencang. Yak, gak butuh waktu lama untuk kembali cepat, tidak seperti Lorena yang memberikan waktu untuk turunin makan dulu. Cara mengemudi dan perpindahan gigi dari pengemudi sangat halus. Bus pun dipacu di atas 60 kpj bahkan 80an. Lumayan sedap-sedap juga bawanya, kebetulan jalan cukup sepi juga, jadi enak dipacunya. Keenakkan dengan pembawaan pengemudi, saya tertidur sebentar.

23:39 Loket Pelabuhan Ketapang. Yak, bangun-bangun udah masuk area pelabuhan.

23:48 Jalan mundur masuk KMP Trisakti Adinda bersama GHTS-043 dan langsung jalan. Eh ujug-ujugnya ketemu si 043 juga, padahal ngacir tuh si tol.


 

Selasa, 3 Maret 2020 (WITA +1 jam)

Selama pelayaran, penumpang diperbolehkan untuk tetap berada di dalam bus, beda dengan pelayaran di Selat Sunda, tetapi mesin bus tetap dimatikan. Berhubung pelayaran ini tidak sampai 1 jam, saya jadimya muter-muter kapal yang kecil ini aja. Tengok-tengok sedikit ke arah GHTS-043, ternyata baris kiri (pintu depan sampai pintu belakang) cuma ada 7 bari. Wow! Auto selonjor tuh, mana pake seat yang model baru yang lebar lagi. Padahal unit K360 yang lama yang sekarang rollingan konfigurasinya 8 baris kiri. Aduh, jadi nyesel di touring online ini gak naik GH Malang – Bali hahahaha.

01:39 Keluar kapal.

01:45 Keluar pelabuhan Gilimanuk.

Keluar pelabuhan situasi sekitar  jalan ini masih ramai, mulai sepinya ya pas SPBU Gilimanuk tempat isi solarnya GH. Karena malam dan gelap, tidur aja lah meskipun kurang mantap karena leg restnya turun mulu kalo disandarin kaki.

04:18 Masuk ke sebuah SPBU, tapi gak isi Solar, mungkin habis atau entah kenapa. Ada MTrans Avante H8 juga lagi isi Solar.

04:23 Mengwi. Alhamdulillah sekarang udah gak wajib turun terminal, gak kaya 3 tahun lalu.

04:45 Isi Solar di SPBU di jalan Gatot Subroto.

04:57 Akhirnya saya turun di depan RS Manuaba. Bus melanjutkan perjalanan menuju garasinya, gak jauh tempat saya turun. Lalu saya? Saya menuju Masjid terdekat karena udah mau masuk Shubuh.

 

Sekian dan sampai di sini dulu cerita perjalanan kali ini. Cerita selanjutnya akan berlanjut di postingan berikutnya.

 

 

DETAIL BUS

 

Bus: Setiawan (PT Karya Setiawan Ekatama)

Nomer plat bus: AG 7195 UA

Jurusan: Ponorogo – Trenggalek – Tulungagung – Blitar – Malang – Denpasar

Tarif: 155.000 via RedBus (tarif normal 170.000)

Nomer kursi: 2B

Jumlah kursi: 28 + 2 (smoking area)

Merk kursi: Rimba Kencana

Sasis: Hino RK8

Bodi: Jetbus / Royal Travego

Fasilitas: AC, TV, audio, toilet, reclining seat, leg rest, bantal, selimut, colokan listrik, servis makan, snack, smoking room.

Waktu tempuh: 10 jam dan 51 menit

 

 

PENILAIAN

 

+ Bus nyaman, terutama suspensinya mengingat bus ini menggunakan Hino RK8 tanpa suspensi udara

+ Pengemudi mengemudikan dengan baik. Santai dan halus. Gokil lah


- Leg rest rusak