Kamis, 14 Maret 2019

Touring di Jalur Ekstrim Nan Eksotis | Menuju Bumi Rafflesia

Tolong hentikan fokus anda pada artikel ini sementara :)

Bagi yang ingin mendapatkan diskon dari redBus silakan masukkan kode refferal redb527qj atau ke http://r.redbus.com/redb527qj-1q6 untuk mendapatkan diskon 80.000 saat mendownload di Android apps mendaftar di redBus. Sekian, Terima Kasih.


Assalamualaikum, selamat datang kembali lagi di blog saya yang di mana kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya menuju “Bumi Rafflesia” dengan rute pergi dan pulang yang cukup berbeda.

Latar belakang perjalanan ini cuma satu, bukan karena kangen naik bus atau belom pernah ke Bengkulu, tapi karena voucher dari RedBus. Saya dapat voucher senilai 120.000 dari RedBus yang dikirim melalui email yang terdaftar di Google. Voucher didapat jika sudah menjadi Local Guide. Lumayan khannn, 120 ribu, belom lagi potongan RedBus Wallet. Tadinya sih agak malas jalan, tapi akhirnya pikir lagi, lumayan juga nih potongannya. Selain bisa touring ngirit, bisa buat bahan di Blog sama YouTube. Kenapa saya pilih menggunakan vouchernya untuk naik bus ke Bengkulu? Simple, saya sudah bosan naik bus Pekanbaru – Medan dan belum pernah ke Bengkulu serta belum pernah naik SAN. Sip, pas lah.

Vouchernya dipakai maksimal tanggal 13 Februari. Nah berhubung bulan kedua di tahun 2019 ini APBP (Anggaran Pendapatan dan Belanja Pribadi) hahaha sedang krisis dan ada kemungkinan akan defisit di akhir bulan, makanya saya putuskan untuk jalan di awal Maret aja. Tanggal 12 Februari saya pesan tiket untuk Pekanbaru – Bengkulu untuk tanggal 5 Maret. Touring kali ini saya inginnya tektok aja PKU-BKL PP pada awalnya, tapi pada akhirnya berubah rencana bahkan sampai saat touring sedang berjalan.
Tiket PKU-BKL sudah aman, saatnya pesan tiket BKL-PKU. Nah, masalah muncul, sekitar 1-2 minggu setelah saya beli tiket PKU-BKL, PO SAN hilang dari RedBus sampai hari saya touring. Wah, kacau! Sempat terbesit untuk tidak jadi touring, tapiii,,,,,show must on. Akhirnya saya pasrah. Tiket dari Bengkulu tidak bisa pesan online dan hot seat lenyap. Hilang sudah satu bahan video untuk diunggah ke YouTube.

Touring etape kedua akhirnya saya lakukan menuju Padang saja. Jadi, tiba di Bengkulu, istirahat beberapa jam, lalu gas ke Padang naik tronton yang jadi primadona. Dari Padang, lanjut bus plat BL menuju Pekanbaru dan WAJIB MB 1626, kemungkinan sih naik Putra Pelangi. Jadi, saya gak jadi menginap di Bengkulu dan balik ke Pekanbaru dari Bengkulu. Tadinya saya mau begitu dan kenapa nginap? Karena takut gak ngejar bus balik ke Pekanbaru. Di RedBus aja waktu tempuh PKU-BKL 19 jam, atau taro lah sampe di Bengkulu jam 10-11, sementara bus BKL-PKU jalan jam 10. Kalo pun turun-naiknya di Curup atau Lubuk Linggau sih males amat, kalo gitu mah gak jadi ke Bengkulu (kota).

Oh iya, tiket saya ambil di Loket SAN Pekanbaru sekitar semingguan sebelum hari keberangkatan. Mengenai armada incaran, saya mengincar bodi tak bertopi dengan sasis Scania dengan transmisi Comfortshift. Yak, sudah bosan naik dan mendengar raungan mesin 12,7 liter dari Scania bertransmisi Opticruise. Kali ini pengen banget naik yang Comfortshift, entah itu K310 atau K360, pengen ngerasain aja beda dan sensasinya. Dapet K360 ya oke-oke aja, dapet K310 ya mantap, kapan lagi naik Scania dengan tipe yang beda. Dapet Volvo juga gak apa-apa deng, pengen buktiin mitos suspensinya Volvo yang katanya paling nyaman.

Saya juga sempet pengennya dapet O500RS 1836 dengan jumlah seat 34 yang muncul di IG-nya SAN dan dapet petunjuk kalo ini akan jadi line Bengkulu, walaupun gak ada petunjuk jadi line Bengkulu – Pekanbaru. Tapi akhirnya harapan ini kandas, karena sampai saya jalan, unit 1836 dari Brasil masih plat putih. Duhh sayang banget tuh, udah paling baru, 34 seat + leg rest pula.

Selasa, 5 Maret 2019

Siang hari di hari Selasa, mungkin sekitar jam setengah 2, saya lagi asyik makan junk food di Kolonel Sanders. Lagi enak makan, dapat telepon dari SAN Pekanbaru, katanya kumpul jam 3 di terminal BRPS. Saya yang lagi menikmati makan dengan syahdu pun menjadi gak nikmat makannya karena ngejar waktu jam 3 di BRPS. Saya sih udah tau kalo sekarang semua PO wajib menaikkan penumpang di terminal BRPS setelah Dishub mulai “turun gunung” beberapa hari sebelum saya berangkat. Info ini saya dapat dari grup WA. Yaaa,,,, bagus lah, jadi terminal kembali hidup.

Akhirnya saya percepat makan dan bergegas menuju halte bus TMP. Sekitar jam 3 kurang, saya baru naik TMP koridor 06 (Pandau – BRPS). Perjalanan cukup lancar dan hanya berhenti satu kali di halte Tabek Gadang. Selepas Tabek Gadang, penumpang hanya saya saja dan langsung ke terminal tanpa ada penumpang yang naik lagi.
15:17 akhirnya tiba di BRPS. Ternyata SAN yang menuju Bengkulu masih parkir dan belum masuk peron. Huft. Kalo tau jalan jam 4 juga, ngapain disuruh kumpul jam 3. Nah, armada yang saya akan naiki kali ini sesuai incaran, yaitu Scania K310 bodi SR-1. Mantul.
15:23 SAN Scania K310 SR-1 dengan nomer polisi BD 7225 AN “Gaza 12” masuk peron.
Gak lama masuk peron, saya langsung masuk ke dalam dan menuju singgasana saya di kursi terdepan. Voila! Hot seat mentok! Hot seat kiri mentok, sementara yang kanan lebih lega. Saya juga heran, kenapa Scania K310 bodi SR-1 ini ada kotak ECU di depan kursi 1 dan 2 ya kaya MB 1525/1526/1626 dan Hino RK. Padahal saya gak pernah nemu box ECU K360/K410 di dalam bus. Sangat disayangkan memang PO-PO yang “pelit” memberikan ruang lebih untuk leg room. Oke lah, rapopo. Untungnya saya duduk di kursi nomer 2, jadi masih bisa selonjorin kaki di lorong.
16:00 pas jam 4 SAN K310 mulai menaikkan jarum di panel instrumen.
Saya kira mah cuma rute antar pulau nya SAN aja yang pakai 4 kru (2 pengemudi, 2 asisten), eh ternyata rute kaya gini pakai 4 kru juga toh.
16:04 berhenti sebentar di loket SAN depan gerbang Stadion Utama Riau. Ternyata masih ada penumpang yang naik di loket, mungkin telat datang kali ya, dan ada yang sholat Ashar juga sih.
Saya kira bus menuju Bengkulu atau yang melewati Taluk Kuantan akan lewat Kubang, eh ternyata lewat jalan Soekarno Hatta juga toh. Jatuhnya muter sih. Sepanjang jalan sampai masuk Kampar, banyak naikin penumpang bertiket tapi naiknya di pinggir jalan yang dekat ke rumah mereka. Hmmmm tau gitu saya tadi naiknya di depan tokonya Kolonel Sanders aja.
17:05 Perhentian Raja. Goks namanya, Perhentian Raja. Nama daerah (kecamatan/kelurahan, lupa) terkece yang pernah saya temuin.
Di jalur ini banyak jalan lurusnya, tapi banyak juga jalan yang rusak. Kacau lah. Akhirnya saya langsung merasakan keganasan Scania K310 bertenaga 310 DK (daya kuda / horse power) dengan mesin 9000cc. Scania K310 dengan jumlah orang di dalam bus sekitar 40 ini cukup mudah menyalip kendaraan di depan berkat tenaganya walaupun tidak sebesar tenaga Scania K360 yang juga suka mengisi jalur ini.
Perpindahan transmisi manual di K310 Comfortshift ini cukup unik. Tuas transmisi bisa dipindah terlebih dahulu tanpa merubah angka percepatan / gigi. Percepatan baru berubah (naik/turun) saat pedal kopling diinjak. Cara seperti biasa kaya di mobil atau bus MB atau Hino juga pasti bisa. Melihat perpindahan transmisi manual yang anti-mainstream tersebut, sekaligus membuat saya membuktikan tweet @Bismaniaorg saat naik Harapan Jaya K380 tergarang dengan bodi Scorpion King (asli sangar/kece abis) pada Mei 2014 lalu (masih inget aja njir hahaha).
18:02 Lipat Kain
Scania ini cukup mumpuni melewati jalur eksotis nan ekstrim ini. Jalannya banyak yang tidak lebar atau sempit sekaligus turunan/tanjakan sekaligus berliku. Hah, perpaduan yang mantap, tidak banyak ruas jalan yang punya perpaduan jalan kaya gitu. Mantapnya, kiri kanan ini banyak hutannya, hutan sawit tapi hahahaha.
Sepanjang jalan dari Pekanbaru sampai sini, cukup banyak bertemu bus yang berlawanan arah. Semuanya bus berplat BK, seperti Medan Jaya, PMH, Makmur, dll. Mayoritas bus yang lewat juga kelas non-AC. Memang orang yang naik bus di rute Riau-Sumut ini masih banyak yang gak suka pakai AC. Jadi jangan heran kalo liat MB 1526, 1626, bahkan OC500RF 2542 dengan bodi bagus tapi tidak pakai AC.
19:01 Polsek Singingi Hilir
20:01 masuk Taluk Kuantan
Ada satu ruas jalan di pinggiran Taluk, kaya Ring Roadnya gitu lah, yang jalannya kacau. Sudah tidak ada penerangan, ehhh jalan Cuma bisa dipake sebelah. Payah lah Kuansing.
20:24 keluar Taluk Kuantan
20:47 Lubuk Jambi.
Bisa dibilang Lubuk Jambi ini daerah padat dan ramai terakhir sebelum masuk Sumbar, terutama di Kiliran Jao. Tidak lama lepas Lubuk Jambi, jalan cenderung berliku, sempit, naik turun, gelap, dan kiri kanannya hutan. Nah, di jalur ekstrim kaya gini nih biasanya jackpot atau penumpang yang muntah mulai muncul. Pantas pas mau jalan, kru membagikan plastik buat penumpang, persiapan jackpot.
Saya sempat mendengar percakapan kru kalo di sekitaran sini, di kabupaten Kuantan Singingi ini, mereka pernah mengalami stuck parah. Kemacetan total berjam-jam karena jalan terputus, jadi sangat telat sampai Pekanbaru. Untungnya sekarang maslah tersebut sudah teratasi.
21:17 masuk provinsi Sumatera Barat.
21:54 Simpang Kiliran Jao. Simpang 3 ini memisahkan jalan menuju Sawahlunto sampai Solok dan seterusnya, Dharmasraya menuju Muaro Bungo dan seterusnya, dan juga jalan yang saya lewati, yaitu Kuantan Singingi dan seterusnya menuju Rengat atau Pekanbaru.
22:02 melewati RM Palapa, rumah makan persinggahannya ANS dan Lorena (tidak aktif).
22:18 Sungai Dareh. Sedang ada pembangunan jembatan kedua yang bertujuan untuk memperlancar arus kendaraan pada saat ramai, seperti Lebaran. Kalo saat saya lewat sih, lancar, tapi kondisi aspalnya rusak, tetap harus lambat.
22:31 – 23:03 akhirnya, setelah 3,5 tahun lebih, saya kembali makan di RM Umega. Yak, terakhir ke Umega waktu naik NPM V05 saat masih berbodi Scorpion King generasi pertama.
Turun bus, langsung masuk ruang makan dan pesan nasi goreng. Malas makan nasi padang terus. Rasa nasi gorengnya lumayan, suiran telornya cukup banyak. Hanya saja ayamnya aja kurang gizi, masa dikasih ayam yang hampir gak ada daging hahahaha. Lepas makan, menunaikan kewajiban.
23:19 kres dengan SAN bodi SR-1 tujuan Pekanbaru. Scania K360 kayanya. Agak gimana gitu liat K360 jalan BKL-PKU. Tapi yaaa ngapain lah dipikirin, kan emang pengennya naik K310.

Rabu, 6 Maret 2019

00:35 Terminal Muaro Bungo
Setelah rumah makan ini saya banyak memejamkan mata. Padahal jalan sampai Lubuk Linggau banyak jalan lurus dan sepi, jadi bisa gaspol. Hal yang susah dirasakan di Lintas Timur.
00:53 kres dua unit SAN yang membawa rombongan. Ada 2542 dan SR-1 K360.
01:38 Bangko
01:45 melewati Terminal Pulau Tujuh, Bangko
02:25 kres Pandawa 87 Avante & HDD. Hmmm,,,,wait,,,,, Pandawa? Ke sini? Ngapain? Setelah saya tau saat cek IG, ternyata ini bawa rombongan (atlet bela diri kayanya) dari Jawa Timur. Mantul, auto mati rasa tuh kaki.
02:31 melewati Terminal Sarolangun. Di Sarolangun kalo ga salah, cukup gila juga ini driver tengah. Perut dibuat melayang gegara jalan naik lalu turun tapi kecepatan tidak dikurangi. Goks, sensasi luar biasa memang.
Nah, show time. Di jalan lurus ini, Scania K310 dipacu sampai top speed 110 kpj. Tidak bisa lebih dari itu mengingat suka bersilangan dengan kendaraan dari arah berlawanan dan belokan atau tidak tajam belokannya. Tapiiii goks lah. Dannnn ini juga memunculkan kemungkinan kalo sampai Bengkulu gak akan terlalu siang.
04:01 – 04:33 loket SAN Lubuk Linggau. Mantab, jam 4 sampai di Linggau. REKOR!!! 5 jam doang dari Umega ke Linggau. Iya sih, wajar, kan lewatnya pas tengah malam, jadi ya lancar. Kecuali kalo kaya pas naik NPM atau Lorena yang lewat sini pas hari terang di mana jalanan lebih ramai, terutama di kota.
Di loket ini jual sarapan pagi, ada lontong sama gorengan kalo ga salah dan tidak lupa kopi serta teh. Lumayan buat yang mau sarapan, tapi mungkin lebih tepatnya sahur kali ya hahaha. Saya kira mah bakal masuk RM Simpang Raya, taunya engga.
Selepas Lubuk Linggau atau masuk provinsi Bengkulu, saya lebih banyak memejamkan mata. Gak tau kenapa pas jam-jam segini mata berat amat buat melek. Tidur aja lah, jalannya berliku di sini, jadi lumayan bisa terhindar dari kemungkinan mabuk.
05:43 Polsek Sindang Kelingi
06:00 Rejang Lebong
Di sini, Curup dan Kepahiang, kabut cukup tebal. Ternyata daerah ini berada di dataran yang cukup tinggi, pantas berkabut. Dan kota ini memang indah dan enak dipandang saat pagi hari. Dan anggapan serta pikiran buruk saya tentang Curup yang seram akan aksi kriminal kok malah hilang ya pas lihat suasana kota atau jalanan yang dilewati bus ini.
07:55 Polsek Karang Tinggi
08:08 Polsek Talang Empat
08:26 akhirnya finish di loket atau kantor pusat SAN di Rawa Makmur atau jalan MT Haryono, kota Bengkulu.

Akhirnya, saya menapakkan kaki juga di Bencoolen. Di loket ini ternyata lagi terparkir armada paling fresh dari SAN, yaitu Mercedes Benz O500RS 1836 berbodi Legacy SR-2 XHD Prime. Cukup spesial karena armada ini akan berada di kelas Executive yang kursinya dilengkapi leg rest, sepertinya ini 34 seat. Kemungkinan akan mengisi line Bengkulu – Pekanbaru mungkin. Kalo Padang kan udah ada 2542, Jakarta via Barat sekarang isinya Scania, termasuk K360 S-Liner yang akan jalan jam 9 pagi ini.

Saya sih, walaupun bukan penumpang reguler atau langganan SAN Bengkulu – Pekanbaru, setuju kalo 1836 dengan 34 seat ini jadi armada BKL-PKU. Kalo bisa ini jadi trip berbeda, maksudnya BKL-PKU ada 2 kelas dan 2 trip gitu. Trip pertama ya 1836 dengan 34 seat ini dan trip kedua dengan Scania atau lainnya dengan 38 seat ke atas. Lah pas saya jalan ini aja penumpang penuh kok. Apalagi SAN memang yang paling rekomen di jalur Bengkulu.

Setibanya di pool, saya menuju tempat pembelian tiket untuk membeli tiket menuju Padang siang nanti. Tiket saya dapatkan dengan harga 235.000 dengan nomer kursi 23 atau 7C. Yak, susah memang untuk dapat hot seat atau kursi agak depanan pas go show begini. Tapi kayanya cucok lah posisinya, pas di samping pintu tengah. Jadi, gak pake lama buat keluar-masuk bus.

Silakan tonton video trip reportnya di https://youtu.be/G_pAfvxfNbU


DETAIL BUS

Bus: Siliwangi Antar Nusa (PT SAN Putra Sejahtera)
Nomer plat bus: BD 7225 AN
Kelas: Executive
Jurusan: Pekanbaru – Bengkulu
Tarif: 80.000 (setelah potongan di RedBus, aslinya 250.000)
Nomer kursi: 2 (1B)
Jumlah kursi: ±40
Merk kursi: Aldilla
Sasis: Scania K310iB Comfort Shift
Bodi: All New Legacy SR-1 (karoseri Laksana)
Fasilitas: AC, TV, audio, toilet, rec.seat, bantal, selimut, colokan listrik.
Waktu tempuh: 16 jam dan 26 menit.


PENILAIAN

+ Kru ramah
+ Joss suoss. Mantap sensasinya. Gak nyesal.
+ Pembelian tiket mudah dan tidak ada masalah

- Leg room untuk hot seat kiri sempit abis

1 komentar:

  1. Putra raflesia dengan plat BD7078AU kemarin melintas di Lampung dan dengan ngebut nya hampir melibas mobil saya ,apa ngak bisa hati2?? Kalau orang meninggal atau tertabrak bagaimana sopir nya dong tolong lebih hati2 apalagi lewat di jalur orang lain di daerah orang lain...

    BalasHapus