Assalamualaikum, selamat datang kembali di blog saya setelah sekian lama tidak posting cerita perjalanan. Pada postingan ini dan beberapa postingan berikutnya, saya akan membagi cerita perjalanan yang saya lakukan sebelum masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tepatnya pada tanggal 1 Maret 2020. Yaaaa memang pada saat itu Covid-19 sudah tiba di NKRI tetapi masih belum ada pembatasan apapun meskipun saya ada sedikit khawatir terkena pandemi tersebut mengingat perjalanan saya ini akan singgah dan melalui salah satu daerah pertama yang diberitakan terdampak Covid-19.
Pandemi
Covid-19 ini juga membuat cerita perjalanan ini harus molor 2 bulan lebih
karena peralatan untuk nge-blog saya tertinggal dan saya gak bisa ambil karena
Covid-19 ini. Jadi, saya harus pakai aplikasi Word di Android agar cerita ini
tetap bisa di posting entah bagaimana. Kemungkinan cerita di keseluruhan
perjalanan ini bisa berbeda dari cerita-cerita sebelumnya ditambah ada sedikit
lupa karena umur perjalanan saya yang sudah lebih dari 5 bulan.
Pada awal
Maret lalu saya berkesempatan untuk melakukan perjalanan menuju kota yang
pernah saya datangi 3 tahun yang lalu dan ini merupakan yang kedua. Kota
tersebut menjadi destinasi saya karena yaaaa........ceritanya sama seperti
perjalanan pertama pada 3 tahun yang lalu. Pada perjalanan ini terdapat perbedaan
dibanding 3 tahun lalu.
Perjalanan
saya kali ini dimulai dari calon pensiunan ibukota negara menuju kota Pahlawan
dengan armada yang sudah saya incar, termasuk jadwal keberangkatannya dari
Barat menuju Timur. Armada yang menjadi target utama dari keseluruhan
perjalanan ini adalah Harapan Jaya Avante D2. Armada ini spesial karena tarif
perjalanan yang murah dibanding kompetitor dan kursi yang menggoda untuk
diduduki. Pemesanan tiket saya lakukan via RedBus karena perjalanan ini
bertajuk touring online. Tarifnya 250.000 + 20.000 (biaya admin) – 90.000 (kode
promo) – 25.000 (RB Wallet). Jadi, saya hanya membayar 155.000 untuk perjalanan
ini. Sungguh harga yang membuat senyum. Tarif normal 250.000 pun sudah worth it
buat saya.
Minggu, 1
Maret 2020
Perjalanan dimulai dari rumah menuju halte CBD Ciledug dengan transportasi daring.
13:26 Perjalanan menuju
Indonesia bagian Tengah dengan bus dimulai bersama TJ 424 (Hino RK BBG balutan
New Armada) dari halte CBD Ciledug. Alhamdulillah sekarang koridor 13 sudah
upgrade besar-besaran dari segi armada. Sekarang rute 13, 13A, 13C, 13E diisi
Scania K310iB 6x2 milik MYS. Yap, RK CNG pergi bersama MB 1526 NG dan 1626 NG
serta armada terbaik, si MB 2542.
14:05 Mulai naik jalan layang Koridor 13. Untungnya sih penumpang engga penuh kaya di jam berangkat kantor, jadi gak ngeden dan keong pas nanjak.
14:18 Transit halte
Seskoal untuk pindah ke koridor 13B dan dapet TJ 339. Sembari nunggu 13B yang
masih agak jauh, saya isi kebutuhan perut dulu, lumayan buat mengusir bosan.
Sayang teramat sayang, beberapa hari sebelum saya melakukan perjalanan, TransJakarta meliburkan koridor 13F (Ciledug – Kp Melayu) saat hari libur. Alhasil, jadi agak muter naik TJ ke Pulo Gebang.
14:43 Transit di
halte Pancoran Barat untuk pindah ke koridor 9. Saya pilih naik bus yang
selanjutnya, karena bus terdekat langsung diserbu dan bus yang belakangnya
pakai Volvo. SAF 050 menjadi pilihan saya menuju Cawang.
Harus diakui,
suspensi udara Volvo memang paling nyaman daripada merk lain. Bagi commuter
yang langganan pakai TransJakarta paling bisa merasakan ini karena TransJakarta
punya beragam sasis. Hanya saja raungan mesin dari Volvo B11R ini paling gak
enak dibanding dengan Scania K310 dan MB 2542.
14:59 Di halte
Cawang UKI, saya pindah naik L7. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu MYS 18116
(Scania K310) merapat. Sebenarnya bisa sih transitnya di Cawang BNN, males naik-turun
tangga aja hahaha.
15:17 Setelah ga
ada penampakan sasis premium di jadwal, koridor 11 harus saya jalani bersama
PPD 255 Hino RK8 dari Kampung Melayu menuju Pulo Gebang.
15:47 Tiba di
Terminal Terpadu Sentra Timur Pulo Gebang.
Karena ini kedua kalinya saya ke PG dan pertama tanpa shuttle dan atau bimbingan dari pihak PO, jadi saya dibuat bingung oleh bangunan besar ini. Saya pun harus memainkan mata untuk mencari letak agen Harapan Jaya agar tidak budeg ditanya terus sama agen-agen PO lain. Setelah ketemu lokasi agennya, saya lapor dan kita harus memberi tahu kode atau kasih aja e-ticket nya. Tiket ala HarJay sudah dicetak agen dan saya dipersilakan menuju ruang tunggu keberangkatan. Untungnya sih jam 4-an sore udah boleh naik sama petugas. Jangan lupa bayar retribusi ya. Eh masih bayar yah, terminal BRPS Pekanbaru aja udah lama gratis hahahaha.
Tiba di atas
ternyata armada belum parkir. Pakiran sudah dihuni SinJay, Haryanto, Shantika,
dll. Eh bentar, itu HR tujuan Kudus udah parkir. Apa gak sayang mesin dan solar
yah? Soalnya kayanya mesinnya nyala, sementara jam keberangkatan masih lama,
habis Maghrib.
17:10 Sinar Jaya
Double Decker (1 DD) tujuan Surabaya berangkat. Ini armada masih cukup fresh di
lini Surabayaan pada saat itu.
Masuk ke dalam Avante D2, ternyata ada coffee maker di tempat pada umumnya, dekat tangga dan toilet. Di dek atas, memang tidak terlalu tinggi sehingga kalau anda yang punya postur tubuh tinggi harus nunduk kalo gak mau mentok atap.
Kursi HAI dari
Rimba Kencana yang dipakai Harapan Jaya pada unit ini boleh dibilang mewah dan
nyaman. Busa tebal dan kursi yang lebar serta auto mendelesep bikin perjalanan
jadi nyaman.
17:41 Avante D2
mulai diberangkatkan. Keberangkatan D2 ini sedikit terganjal dengan insiden
pintu depan sebelah kiri yang bermasalah karena saat mundur dari peron
pemberangkatan, pintu D2 ini tidak ditutup dahulu. Alhasil, crash dengan beton
dan pintu sulit tertutup. Aduhhh, emang gak proper sih jarak atau ketinggian
beton di mana ban bus berada dan beton peron.
Keluar
terminal dan menyusuri tol JORR. Situasi tol pada saat itu sepi. Begitu pula
dengan Simpang Cikunir yang lengang padahal ini merupakan titik jenuh lalu
lintas kendaraan. Semoga tol JORR W2 (Cilincing – Cibitung – Cimanggis) bisa
mengurangi kepadatan di Cikunir.
18:03 - 18:37 Agen
Bekasi Timur. Setengah jam lebih berhenti di sini, cukup buang waktu. Oh iya,
ini tempat keberangkatam terakhir bagi SB 04. Situasi di Bekasi Timur saat itu
juga boleh dibilang cukup lengang.
Okupansi pada
saat itu tidak mencapai separuh dari jumlah kursi yang tersedia, terutama di
dek atas. Kalau di dek bawah sih rame karena ada satu keluarga dan satu
penumpang (bukan anggota keluarga tersebut). Karena di dek atas sepi, jadi
penumpang di sebelah saya pindah ke kursi yang kosong dan saya mau kuasai 2
kursi pun agak sulit karena bentuknya yang tidak mendukung untuk menguasai dua
kursi. Kalau kursi HAI yang dipakai NPM bodi SR-2 HD Prime sih masih bisa dan
kursi dari pabrikan ternama lain pun masih cukup bisa.
18:54 ex GT
Cikarang Utama, yang sekarang menjadi Candi dan pernah menjadi saksi kepadatan
kendaraan terutama saat Mudik Lebaran.
Saat melintas
di tol Japek, terasa memang perubahannya. Terakhir saya lewat sini belom ada
tol layang. Marka jalan pun jadi berantakan karea tiang-tiang lebar yang
menyangga tol layang ini. Kondisi jalan atau aspal pum boleh dibilang cukup
buruk karena banyak lubang (walaupun tidak dalam) dan bergelombang.
19:33 GT Cikampek
Utama, yang menjadi pengganti Cikarang Utama.
19:58 Melewati Rest
Area KM 102. Terlihat RM Taman Sari yang sepi karena sudah ditinggal beberapa
armada dan PO.
Setelah
beberapa jam di dalam bus, saya mulai bisa menilai. Salah satunya adalah
suara-suara yang muncul dari komponen-komponen bodi bus yang renggang. Dashboard
depan juga terdapat celah dengan kaca atas sehingga membuat earphone saya
terjatuh dan kesulitan untuk mengambilnya. Sikat gigi jadi senjata saya untuk
mengambil earphone saya yang terjatuh hahaha. Satu lagi, lampu LED yang ada di
celah antara atap dan kaca tidak dimatikan oleh kru, jadi mengganggu mata. Yaaa
positifnya sih saya bisa melihat posisi kaki, tas, leg rest, serta situasi di
sekitar saya.
20:10 Overtake 3
Gumarang Jaya Pariwisata & 1 Sinar Jaya.
20:16 Di overtake
rombongan Gumarang Jaya tadi hahaha. Sepanjang perjalanan menuju Kota Pahlawan,
hanya GT itu lah yang menjadi lawan main karena SB 04 ini berangkat pas jam
nanggunh dan bukan hari ramai.
20:24 GT Cikedung.
Pertanda perut akan dipenuhi kebutuhannya.
20:25 Bersilangan
dengan Sinar Jaya DD Surabayaan yang selesai servis makan.
20:28 - 21:04 RM
Singgalang Jaya, Cikamurang. Ada Medali Mas 1836, Prayogo, dan Agra Mas tujuan
entah ke mana yang melakukan servis makan.
Situasi RM SingJay saat itu sepi. Langsung menuju lapak servis makannya HarJay yang ada di pojok. Menu saat itu boleh dibilang biasa aja, gak spesial alias standar sekali. Nasi hangat, bihun gorengnya lumayan, kentang balado yang gak fresh, ayam cukup keras, sayur sop yang membantu gairah makan, dan sambal ijo yang enak. Anjay, masa yang enak cuma dan malah sambal ijo hahaha. Pelengkap makan ada kerupuk yang udah gak terlalu renyah, semangka gak fresh karena gak dingin hehehe, dan teh gurih. Teh gurih? Iya, tau lah kalo teh manis di RM manapun di sepanjang pantura pasti ada gurihnya karena ada rasa asinnya sedikit hahaha.
Saat keluar RM menuju GT Cikedung, dibagikan kotak snack berisi roti dan air mineral kecil. Lumayan lah ada snack. Ini menjadi pengganti servis makan pagi di RM Duta, Ngawi. Ya, sebelumnya SB 04 ada makan pagi dan akhirnya diganti snack karena menghemat waktu perjalanan sehingga bisa sampai Surabaya gak kesiangan. Maklumlah, saingannya, terutama Damri, non-stop Tol Trans Jawa sampai Surabaya. Apalagi HarJay ini masih belum bisa menyamai okupansi SinJay dan Damri di lini Surabayaan meskipun HarJay sudah terkenal di Jawa, terutama Jawa Timur akan kenyamanannya.
21:09 GT Cikedung.
21:45 GT Palimanan.
Setelah
kenyang makan, ini waktu yang cocok untuk memejamkan mata. Hanya saja ada yang
sedikit mengganggu, yaitu AC yang kurang dingin. Pas dinginnya, tapi gak
sedingin standarnya bus-bus malam. Di atas kepala juga ada USB port charger
walaupun belum bisa fast charging untuk smartphone, jadi butuh waktu lebih
lama. Sayangnya lagi kelemahan dari USB port charger di atas kepala ini saya
bingung taruh hp saya di mana. Jadi, saya selipin hp saya di temat pengunci
gorden di tiang rangka bus. Untungnya ada aja ide atau celah untuk taruh hp
biar gak dipegang terus.
23:58 Jembatan
Kalikuto.
Senin, 2 Maret
2020
00:00 GT Weleri.
Yahhhh
ternyata mampir Sari Rasa. Buat saya sih ini buang-buang waktu. Kalau mau
bersaing dengan Sinar Jaya dan Damri unggul dalam waktu tempuh harusnya sih gak
pakai mampir di sini. Tapi untuk perjalanan saya kali ini, okelah. Setidaknya
sampai Surabaya gak kepagian.
00:11 - 00:18 RM
Sari Rasa. Di sini untuk kontrol saja. Hhhhh buang-buang waktu.
00:27 GT Weleri.
Tuh kan, sekitar 30 menit terbuang untuk kontrol di Sari Rasa. Kalo kontrol ini
dihapus, jadwal keberangkatan bisa mundur dan para PJKA jadi lebih berminat
naik SB 04 yang worth it ini.
00:47 GT Kalikangkung.
01:12 - 01:26
Rest Area KM 429. Terbangun saat SB 04 isi solar di sini. Kenapa gak kontrolnya
di sini aja ya? Kan sekalian isi solar atau isi solanya bisa di sebelah Sari
Rasa aja. Hhmmm......
02:23 Terminal
Tirtonadi. Ya, masuk Tirtonadi karena ada penumpang yang turun. Mungkin karena
bukan hari ramai, jadi bisa angkut penumpang Solo.
02:32 GT Gondangrejo.
GT ini kalo gak salah letaknya lebih dekat ke pusat kota Solo dibandingkan
dengan GT lainnya di sekitaran Solo.
Saat di Solo
badan agak lelah dan tidur walaupun sesekali terbangun sampai ke Surabaya.
Lagipula, perjalanan lewat Tol Trans Jawa ini memang membosankan dibanding
jalur biasa. Jalan tol ini lebih sepi dan gelap, jadi percuma juga melek.
Terlebih lagi kaca atas Avante D2 ini kaca filmnya gelap. Memang bus yang cocok
untuk istirahat.
05:00 GT Warugunung.
Artinya mulai persiapan untuk turun karena sebentar lagi akan sampai di tujuan
akhir.
05:10 - 05:17 Pool
Medaeng bersama SB 03 dari Ciputat berbodi Avante HDD dengan Hino RN kelas VIP.
Harjay Surabayaan lainnya ialah SB 05 dari Bitung kelas Executive. Kondisi pool
ini lebih cocok dibilang parkiram bus atau gudang bus karena kondisinya.
Mungkin tempat ini dulunya bekas tempat atau bangunan entah apa tau. Kayanya
sih gitu dari yang saya liat, soalnya gelap juga mau liat keluar.
05:13 Melintas Rosalia
Indah Exe Plus Scania. Ini bus sepertinya berangkat lebih awal dibanding SB 04.
Karena setau saya Rosin dari Barat ke Surabaya berangkat jam 13:30.
05:19 SPBU Medaeng.
Eh isi solar dulu. Kayanya Harjay gak menganut isi solar penuh ya alias
secukupnya saja.
05:25 Akhirnya tiba
dan turun di Terminal Purabaya, Bungurasih.
Selesai sudah perjalanan saya bersama SB 04. Ke mana lagi saya selanjutnya? Tunggu saja ceritanya di postingan-postingan selanjutnya.
FYI ajah.
Sinar Jaya Suites Class melintas di Medaeng jam 05:49. Udah gitu ajah, gak ada
komen.
DETAIL BUS
Bus: Harapan Jaya (PT Harapan Jaya Prima)
Nomer plat bus: AG 7514 US (New Bintang Pentas)
Jurusan: Jakarta – Surabaya (SB 04)
Tarif: 155.000 via RedBus (tarif normal 250.000)
Nomer kursi: 1A
Jumlah kursi: 34 + 6 (Super Luxury) + 2 (Sleeper)
Merk kursi: Rimba Kencana
Sasis: Scania K410IB
Bodi: Avante D2 (karoseri Tentrem)
Fasilitas: AC, TV, audio, toilet, reclining seat, leg rest, bantal,
selimut, USB port chsrger, coffee maker, servis makan, snack, smoking room.
Waktu tempuh: 11
jam dan 44 menit
PENILAIAN
+ Pembelian online mudah dan dilayani dengan baik dan ramah
+ Tarif termurah dan ternyaman
- AC tidak terlalu
dingin
- USB port
charger belum support fast charging di hp saya. Tapi okelah, setidaknya ada.