Tolong hentikan fokus anda pada artikel ini sementara :)
Bagi yang ingin mendapatkan diskon dari RedBus silakan masukkan kode refferal redb527qj atau ke
http://r.redbus.com/redb527qj-1q6 untuk mendapatkan diskon 80.000 saat mendownload di Android apps mendaftar di
redBus. Sekian, Terima Kasih.
Assalamualaikum
wr. wb. Selamat datang kembali di blog saya.
Seperti biasa,
kalo ada postingan di blog saya, sudah besar kemungkinan pasti catatan
perjalanan. Mungkin sudah bisa ditebak rute mana yang saya jalani pada cerita
ini (kalau gak baca judul). Rute yang saya lakukan kali ini bukan rute yang
sering saya lakukan saat ngebis, namun rute yang selalu ada dalam dua kali
touring terakhir saya di 2019.
Rute perjalanan
saya kali ini dekat aja, Bukittinggi – Pekanbaru. Rute ini bisa dibilang,
apalagi kalo full mengikuti trayeknya, merupakan rute wisata. Sebut saja kota
Padang, air terjun Lembah Anai, jalur kaki gunung Merapi-Singgalang, kota
Bukittinggi, Harau, kota Payakumbuh, kabupaten Luma Puluh Kota, Ulu Kasok di
kabupaten Kampar. Nama-nama tersebut merupakan objek wisata dan daerah yang
memiliki objek-objek wisata di dalamnya.
Ngomong-ngomong
saya pergi dari Pekanbaru ke Bukittinggi gak naik bus ya karena NPM rute Padang
– Pekanbaru sudah tutup, hanya tersisa Padang – Dumai. Seperti biasa juga,
pemesanan tiket saya lakukan via RedBus dengan segala kendalanya yang
mudah-mudahan bisa diperbaiki ke depannya oleh pihak RedBus maupun operator
bus. Kalo pihak RedBus mau mendengar keluhan dan masukan dari saya yang mungkin
saja bermanfaat, boleh kok, silakan e-mail aja yes hehehe.
Tiket saya beli di RedBus dengan harga
55.000 dari harga normal atau asli 110.000, eh ga ada kenaikan yah, keren.
Harga 55.000 saya dapatkan dengan kode promo untuk pengguna baru (maksimal
potongan 80.000). Saya dapat nomer kursi 30 (8B) atau bagian belakang. Ya
sudahlah. Padahal saya cukup tidak suka atau benci dengan rute ini karena suka
bikin mual dan mabok terutama kalo naik travel karena banyak ruas jalan yang
berliku.
Kamis, 26
Desember 2019
Sekitar 1 jam sebelum jadwal keberangkatan,
yaitu 15:24, saya ditelepon pihak loket NPM di Jambu Air, Bukittinggi untuk
konfirmasi tiket saya. Good.
16:43 Saya tiba di loket NPM di Jambu Air, Bukittinggi
dengan bermodalkan Go Ride seharga seribu hahahaha. Mayan, promo 99% dari Gojek
dan bayar pake LinkAja. Gak promo gak jalan hahahaha.
Masuk ke dalam loket untuk cek in dan di
suruh tunggu, katanya sebentar lagi. Syukurlah, soalnya pas ditelepon suruh
kumpul di loket jam 16:30. Jadwal berangkat di RedBus sih jam 16:30 juga.
Tapiii namanya juga melewati rute super gemuk Padang-Bukittinggi yang ramai
sangat. Kalo tol Trans Sumatera ruas Padang – Pekanbaru, bakalan membantu
banget tuh mengurai kepadatan di jalur Padang – Bukittinggi bahkan sampai
Payakumbuh. Mudah-mudahan lancar. Bayangin aja, Bukittinggi – Padang bisa 6 jam
lebih kalo lagi gila, apalagi kalo musim liburan. Kan maennn.....
17:39 Akhirnya, seonggok Legacy SR-2 HD Prime tiba. Eh
ternyata dapet V17 lagi toh kaya kemaren hahaha.
17:44 Berangkaaaaattt.....
Masuk ke dalam kabin, sudah ramai
penumpang, sepertinya full seat pada persinggahan-persinggahan berikutnya.
17:49
– 17:54 Masuk terminal Aur
Kuning. Terminal merangkap pasar.
18:06
– 18:23 Singgah sebentar di
Sanjai Sasuai. Entah mengapa bus-bus yang melewati rute ini kudu mesti wajib
berhenti di Sanjai atau tempat jual oleh-oleh khas Sumbar.
19:07 Melewati Pasar Baso. Sebelumnya V17 melipir ke
kanan sekitar 20 menitan untuk mempersilakan penumpang untuk melakukan
kewajiban.
19:43 Singgah sebentar di loket Payakumbuh untuk menaikkan
penumpang.
20:09 Melewati Polres Lima Puluh kota.
Hal yang tidak menyenangkan terjadi,
lebih tepatnya sejak duduk di dalam bus. Apa itu? Silakan cek di bagian
penilaian / review ya.
20:20
– 20:53 RM Mak Mawi, Lubuk
Bangku, kabupaten Lima Puluh.
Perut sudah lapar karena gak nemu yang
jual gorengan pas di loket NPM dan di Sanjai. Saya makan di sini pakai ayam
balado, mungkin lebih tepatnya anak ayam karena kecil banget ukurannya, dan
nasi tambal. Total biaya makan 20.000 saja. Harga sesuai porsi yah. Sebenernya
sih saya mau makan di rumah makan yang jaraknya 50 meter dari Mak Mawi. Soalnya
saya pernah makan di sana pas naik travel, tapi mager lah.
21:00 Memasuki Kelok 9. Salah satu “Masterpiece” anak
bangsa, katanyaaa...
Kiri-kanan gelap, perut kenyang, yaa
tidur lahhhh. Tidur ayam maksudnya. Nah, hal gak enak lainnya dimulai nih,
lebih tepatnya hal yang dibenci. Perut sudah bergejolak di dalam, alias mual
karena jalan berliku dan duduk di bagian belakang. Saya memilih memejamkan mata
dan berusaha tidur, kalo melek bisa makin parah.
23:54 Memasuki terminal Bangkinang untuk laporan ke
Dishub.
Hmmm..... cepat juga yah. Saya kira
bakalan tiba di Pekanbaru jam 2, ternyata sepertinya tidak akan. Alhamdulillah
juga kemacetan parah di Koto Alam karena longsor saat saya jalan dari Pekanbaru
ke Bukittinggi sudah sudah tidak ada. Gila itu macet, masa 2 unit NPM Celcius
dan Avante 1526 serta Sempati Star O500R 1836 lepas kemacetan Koto Alam jam 11
lewat. Gilak! Harusnya jam 11 udah di atau udah lewat dari RM Tuah Sakato di
Kandis kali.
Jum’at, 27
Desember 2019
00:08 Melewati Polsek Kampar.
Yah, jam malam yang pastinya sepi
kendaraan membuat V17 mampu berjalan lebih kencang dan sekaligus mengejar waktu
tiba di Dumai yang sudah terbuang dengan kemacetan di jalur Padang –
Bukittinggi. Sempat bus mengerem mendadak + buang stir sedikit yang sepertinya
menghindari lubang. Eh ada satu bapak-bapak yang teriak “istirahatlah kalo
ngantur pir”. Yailah pak, baru pertama kali jalan jauh kali. Baru pertama naik
bus juga kali. Gimana kalo naik travel atau apalagi bus-bus plat BK. Norak bet
dah. Kalo karena menghindari lubang mah, mobil pribadi biasa juga bakalan kaya
gitu kaliii!
00:47 Akhirnya saya turun di depan RS Jiwa Tampan, Jl.
Soebrantas, Pekanbaru.
Saya turun di sini karena bingung, saya
kira bakal lewat Garuda Sakti – Melati – Naga Sakti (Stadion Utama), eh engga
hahaha. Soalnya V17 sempat berhenti di Simpang 4 Panam. Makanya saya telat
jalan ke depan. Akhirnya turun di depan RS biar gak jauh dari lapak nasi goreng
buat makan (lagi) hahahaha.
Alhamdulillah tiba di Pekanbaru kurang
dari jam 1. Meleset sekitar 1 jam dari perkiraan awal kalo jalan dari
Bukittinggi jam 5 dan lebih cepat dari perkiraan setelah jalan dari Bukittinggi
telat. Alhamdulillah juga jalan dari Simpang 4 Panam sampai beberapa kilometer
ke depan sudah di beton dan sudah 2 lajur. Jadi bisa lebih cepat.
DETAIL
BUS
Bus: NPM (PT
Naikilah Perusahaan Minang)
Nomer plat bus:
BA 7330 NU (V17)
Jurusan: Padang
– Pekanbaru – Dumai
Tarif: 55.000
(harga normal 110.000)
Nomer kursi: 30
(8B)
Jumlah kursi: 40
Merk kursi:
Rimba Kencana
Sasis: Mercedes
Benz OH 1526 NG
Bodi: Legacy
SR-2 HD Prime ECE.R66 (karoseri Laksana)
Fasilitas: AC,
TV, audio, toilet, rec.seat, bantal, selimut, smoking room, USB port charger.
Waktu tempuh: 7 jam dan 3 menit.
PENILAIAN
+ Pemesanan
tiket mudah, tidak perlu lapor dulu. Tinggal berangkat.
+ Waktu
keberangkatan sore, pas buat saya. Hanya saja waktu meleset karena faktor
jalanan.
- Leg room sempit. Ini dia masalah yang
saya sebut di atas tadi. Entah mengapa 1526 dengan bodi Legacy dengan 9 baris
itu terasa sempit, terasa seperti 1526 bodi Jetbus Adi Putro dengan 10 baris.
Waktu naik RAPI Ulysses dulu juga gitu, 1526 9 baris tapi sempit. Padahal pake
jok Rimba Kencana non jumbo kaya ANS, bukan Aldilla yang biasanya lebih tebal.
Sumpah, kaki saya gak bisa lurus masuk ke kolong. ANS 1526 yang pake jok Rimba
Kencana yang jumbo dan 9 baris aja terasa lebih lega. Aneh banget dah. Kenapa
yah???
- Aroma rokok tercium di kabin
- Kru bus menyetel lagu dengan volume yang
cukup besar. Harusnya sih, pasca rumah makan kalo setel lagu gak usah keras
karena udah masuk jam tidur. Kalo mau setel lagu pake speaker depan lah kalo
ada. Ini bisa jadi masukan juga bagi pihak NPM serta krunya. Setel lagu kalo
malem kaya bus Medan – Pekanbaru dan / atau Medan – Aceh, mereka setel pelan
biar penumpang gak terganggu. Bisa juga taro speaker tambahan di depan, jadi
yang dengar sopir aja (walau penumpang depan juga kedengeran sih).
- Menemui masalah saat pemesanan di
RedBus. Mohon pihak RedBus dan mungkin juga pihak operator bus untuk
memperbaiki masalahnya.
Sejauh ini itu saja cerita dan penilaian
dari saya. Semoga bisa jadi perbaikan bagi pihak RedBus dan PO NPM ke depannya.
Terima kasih kepada RedBus dan NPM. Terima kasih juga telah membaca.