Jumat, 27 Desember 2019

Ngebis Jarak Dekat di Rute Wisata

Tolong hentikan fokus anda pada artikel ini sementara :)

Bagi yang ingin mendapatkan diskon dari RedBus silakan masukkan kode refferal redb527qj atau ke http://r.redbus.com/redb527qj-1q6 untuk mendapatkan diskon 80.000 saat mendownload di Android apps mendaftar di redBus. Sekian, Terima Kasih.


Assalamualaikum wr. wb. Selamat datang kembali di blog saya.

Seperti biasa, kalo ada postingan di blog saya, sudah besar kemungkinan pasti catatan perjalanan. Mungkin sudah bisa ditebak rute mana yang saya jalani pada cerita ini (kalau gak baca judul). Rute yang saya lakukan kali ini bukan rute yang sering saya lakukan saat ngebis, namun rute yang selalu ada dalam dua kali touring terakhir saya di 2019.

Rute perjalanan saya kali ini dekat aja, Bukittinggi – Pekanbaru. Rute ini bisa dibilang, apalagi kalo full mengikuti trayeknya, merupakan rute wisata. Sebut saja kota Padang, air terjun Lembah Anai, jalur kaki gunung Merapi-Singgalang, kota Bukittinggi, Harau, kota Payakumbuh, kabupaten Luma Puluh Kota, Ulu Kasok di kabupaten Kampar. Nama-nama tersebut merupakan objek wisata dan daerah yang memiliki objek-objek wisata di dalamnya.

Ngomong-ngomong saya pergi dari Pekanbaru ke Bukittinggi gak naik bus ya karena NPM rute Padang – Pekanbaru sudah tutup, hanya tersisa Padang – Dumai. Seperti biasa juga, pemesanan tiket saya lakukan via RedBus dengan segala kendalanya yang mudah-mudahan bisa diperbaiki ke depannya oleh pihak RedBus maupun operator bus. Kalo pihak RedBus mau mendengar keluhan dan masukan dari saya yang mungkin saja bermanfaat, boleh kok, silakan e-mail aja yes hehehe.

Tiket saya beli di RedBus dengan harga 55.000 dari harga normal atau asli 110.000, eh ga ada kenaikan yah, keren. Harga 55.000 saya dapatkan dengan kode promo untuk pengguna baru (maksimal potongan 80.000). Saya dapat nomer kursi 30 (8B) atau bagian belakang. Ya sudahlah. Padahal saya cukup tidak suka atau benci dengan rute ini karena suka bikin mual dan mabok terutama kalo naik travel karena banyak ruas jalan yang berliku.

Kamis, 26 Desember 2019

Sekitar 1 jam sebelum jadwal keberangkatan, yaitu 15:24, saya ditelepon pihak loket NPM di Jambu Air, Bukittinggi untuk konfirmasi tiket saya. Good.
16:43 Saya tiba di loket NPM di Jambu Air, Bukittinggi dengan bermodalkan Go Ride seharga seribu hahahaha. Mayan, promo 99% dari Gojek dan bayar pake LinkAja. Gak promo gak jalan hahahaha.
Masuk ke dalam loket untuk cek in dan di suruh tunggu, katanya sebentar lagi. Syukurlah, soalnya pas ditelepon suruh kumpul di loket jam 16:30. Jadwal berangkat di RedBus sih jam 16:30 juga. Tapiii namanya juga melewati rute super gemuk Padang-Bukittinggi yang ramai sangat. Kalo tol Trans Sumatera ruas Padang – Pekanbaru, bakalan membantu banget tuh mengurai kepadatan di jalur Padang – Bukittinggi bahkan sampai Payakumbuh. Mudah-mudahan lancar. Bayangin aja, Bukittinggi – Padang bisa 6 jam lebih kalo lagi gila, apalagi kalo musim liburan. Kan maennn.....
17:39 Akhirnya, seonggok Legacy SR-2 HD Prime tiba. Eh ternyata dapet V17 lagi toh kaya kemaren hahaha.
17:44 Berangkaaaaattt.....
Masuk ke dalam kabin, sudah ramai penumpang, sepertinya full seat pada persinggahan-persinggahan berikutnya.
17:49 – 17:54 Masuk terminal Aur Kuning. Terminal merangkap pasar.
18:06 – 18:23 Singgah sebentar di Sanjai Sasuai. Entah mengapa bus-bus yang melewati rute ini kudu mesti wajib berhenti di Sanjai atau tempat jual oleh-oleh khas Sumbar.
19:07 Melewati Pasar Baso. Sebelumnya V17 melipir ke kanan sekitar 20 menitan untuk mempersilakan penumpang untuk melakukan kewajiban.
19:43 Singgah sebentar di loket Payakumbuh untuk menaikkan penumpang.
20:09 Melewati Polres Lima Puluh kota.
Hal yang tidak menyenangkan terjadi, lebih tepatnya sejak duduk di dalam bus. Apa itu? Silakan cek di bagian penilaian / review ya.
20:20 – 20:53 RM Mak Mawi, Lubuk Bangku, kabupaten Lima Puluh.
Perut sudah lapar karena gak nemu yang jual gorengan pas di loket NPM dan di Sanjai. Saya makan di sini pakai ayam balado, mungkin lebih tepatnya anak ayam karena kecil banget ukurannya, dan nasi tambal. Total biaya makan 20.000 saja. Harga sesuai porsi yah. Sebenernya sih saya mau makan di rumah makan yang jaraknya 50 meter dari Mak Mawi. Soalnya saya pernah makan di sana pas naik travel, tapi mager lah.
21:00 Memasuki Kelok 9. Salah satu “Masterpiece” anak bangsa, katanyaaa...
Kiri-kanan gelap, perut kenyang, yaa tidur lahhhh. Tidur ayam maksudnya. Nah, hal gak enak lainnya dimulai nih, lebih tepatnya hal yang dibenci. Perut sudah bergejolak di dalam, alias mual karena jalan berliku dan duduk di bagian belakang. Saya memilih memejamkan mata dan berusaha tidur, kalo melek bisa makin parah.
23:54 Memasuki terminal Bangkinang untuk laporan ke Dishub.
Hmmm..... cepat juga yah. Saya kira bakalan tiba di Pekanbaru jam 2, ternyata sepertinya tidak akan. Alhamdulillah juga kemacetan parah di Koto Alam karena longsor saat saya jalan dari Pekanbaru ke Bukittinggi sudah sudah tidak ada. Gila itu macet, masa 2 unit NPM Celcius dan Avante 1526 serta Sempati Star O500R 1836 lepas kemacetan Koto Alam jam 11 lewat. Gilak! Harusnya jam 11 udah di atau udah lewat dari RM Tuah Sakato di Kandis kali.

Jum’at, 27 Desember 2019

00:08 Melewati Polsek Kampar.
Yah, jam malam yang pastinya sepi kendaraan membuat V17 mampu berjalan lebih kencang dan sekaligus mengejar waktu tiba di Dumai yang sudah terbuang dengan kemacetan di jalur Padang – Bukittinggi. Sempat bus mengerem mendadak + buang stir sedikit yang sepertinya menghindari lubang. Eh ada satu bapak-bapak yang teriak “istirahatlah kalo ngantur pir”. Yailah pak, baru pertama kali jalan jauh kali. Baru pertama naik bus juga kali. Gimana kalo naik travel atau apalagi bus-bus plat BK. Norak bet dah. Kalo karena menghindari lubang mah, mobil pribadi biasa juga bakalan kaya gitu kaliii!
00:47 Akhirnya saya turun di depan RS Jiwa Tampan, Jl. Soebrantas, Pekanbaru.
Saya turun di sini karena bingung, saya kira bakal lewat Garuda Sakti – Melati – Naga Sakti (Stadion Utama), eh engga hahaha. Soalnya V17 sempat berhenti di Simpang 4 Panam. Makanya saya telat jalan ke depan. Akhirnya turun di depan RS biar gak jauh dari lapak nasi goreng buat makan (lagi) hahahaha.
Alhamdulillah tiba di Pekanbaru kurang dari jam 1. Meleset sekitar 1 jam dari perkiraan awal kalo jalan dari Bukittinggi jam 5 dan lebih cepat dari perkiraan setelah jalan dari Bukittinggi telat. Alhamdulillah juga jalan dari Simpang 4 Panam sampai beberapa kilometer ke depan sudah di beton dan sudah 2 lajur. Jadi bisa lebih cepat.


DETAIL BUS

Bus: NPM (PT Naikilah Perusahaan Minang)
Nomer plat bus: BA 7330 NU (V17)
Jurusan: Padang – Pekanbaru – Dumai
Tarif: 55.000 (harga normal 110.000)
Nomer kursi: 30 (8B)
Jumlah kursi: 40
Merk kursi: Rimba Kencana
Sasis: Mercedes Benz OH 1526 NG
Bodi: Legacy SR-2 HD Prime ECE.R66 (karoseri Laksana)
Fasilitas: AC, TV, audio, toilet, rec.seat, bantal, selimut, smoking room, USB port charger.
Waktu tempuh: 7 jam dan 3 menit.


PENILAIAN

+ Pemesanan tiket mudah, tidak perlu lapor dulu. Tinggal berangkat.
+ Waktu keberangkatan sore, pas buat saya. Hanya saja waktu meleset karena faktor jalanan.

- Leg room sempit. Ini dia masalah yang saya sebut di atas tadi. Entah mengapa 1526 dengan bodi Legacy dengan 9 baris itu terasa sempit, terasa seperti 1526 bodi Jetbus Adi Putro dengan 10 baris. Waktu naik RAPI Ulysses dulu juga gitu, 1526 9 baris tapi sempit. Padahal pake jok Rimba Kencana non jumbo kaya ANS, bukan Aldilla yang biasanya lebih tebal. Sumpah, kaki saya gak bisa lurus masuk ke kolong. ANS 1526 yang pake jok Rimba Kencana yang jumbo dan 9 baris aja terasa lebih lega. Aneh banget dah. Kenapa yah???
- Aroma rokok tercium di kabin
- Kru bus menyetel lagu dengan volume yang cukup besar. Harusnya sih, pasca rumah makan kalo setel lagu gak usah keras karena udah masuk jam tidur. Kalo mau setel lagu pake speaker depan lah kalo ada. Ini bisa jadi masukan juga bagi pihak NPM serta krunya. Setel lagu kalo malem kaya bus Medan – Pekanbaru dan / atau Medan – Aceh, mereka setel pelan biar penumpang gak terganggu. Bisa juga taro speaker tambahan di depan, jadi yang dengar sopir aja (walau penumpang depan juga kedengeran sih).
- Menemui masalah saat pemesanan di RedBus. Mohon pihak RedBus dan mungkin juga pihak operator bus untuk memperbaiki masalahnya.

Sejauh ini itu saja cerita dan penilaian dari saya. Semoga bisa jadi perbaikan bagi pihak RedBus dan PO NPM ke depannya. Terima kasih kepada RedBus dan NPM. Terima kasih juga telah membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar